HEPATITIS
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel
liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling
dominan . Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu
dari lima golongan besar jenis virus , antara lain :
Ø Virus Hepatitis A ( HAV )
Ø Virus Hepatitis B ( HBV )
Ø Virus Hepatitis C ( HCV )
Ø Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
Ø Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi
jenis ini jarang ada.
Luka
pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk
sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian
obat secara parenteral ( IV ) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan
hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins ,
alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Hepatitis
kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan
virus-virus lainnya , seperti :
Ø
Cytomegalovirus
Ø
Virus Epstein-Barr
Ø Virus Herpes simplex
Ø Virus Varicella-zoster
Klien
biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi kemungkinan mempunyai penyakit liver
residu . Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada
hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
PATHOFISIOLOGI
Setelah liver
membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak
dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit , bertambahnya cairan ,
sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai
kemajuan dan kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal
berubah menjadi peradangan yang meluas , nekrosis dan regenerasi dari sel-sel
hepar . meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk
dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar (
sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada
jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik
pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E
sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik
dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien .
Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk
manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk
kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan
aktif dalam sistem pengisian.
(Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur
sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap
penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan
aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh
komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara
normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi
dalam dua sampai tiga bulan .
KLASIFIKASI
HEPATITIS
Hepatitis Virus
Lima jenis
penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam penyerangan, ragam permulaan
dan masa inkubasi . Virus ini untuk jenis parenteral dan non parenteral
sehubungan dengan mekanisme transmisi (penyerangan).
Jenis
non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E , penyebaran virus melalui route
oral-fecal . Jenis parenteral : Hepatitis B , Hepatitis C , dan Hepatitis D ,
penyebarannya melalui transfusi darah
melalui pembuluh darah vena dan hubungan sex.
Hepatitis A
Bahan penyebab
yang dapat menjangkit Hepatitis A kemungkinannya adalah virus RNA dari golongan enterovirus . Karakteristik
Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari syndroma virus dan sering kali
tidak dapat dikenali . Penyebaran Hepatitis A melalui route oral-fecal dengan
ingesti oral dari ketidakbersihan fecal.
Air yang tidak
bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi, kerang-kerang yang diambil dari
air yang tercemar , dan makanan yang tidak bersih karena terjamah oleh HAV .
Virus dapat juga tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang
melalui pembukaan pengeluaran fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus yang sama ,
Hepatitis A dapat juga bertransmisi dalam aliran darah . Masa inkubasi
Hepatitis A antara dua sampai enam minggu dengan rata-rata waktu empat minggu .
Penyakit ini dapat mengancam hidup manusia ( sangat berbahaya bagi hidup
manusia ).
Hepatitis B
Hepatitis B
berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B ( HBV ) adalah partikel
double-sheel berisi DNA yang terdiri dari antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen
( HBsAg) dan protein independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah.
Jenis penyebaran
HBV adalah route terkontaminasinya jaringan percutaneous dengan darah . Selain
itu juga penyebarannya melalui mukosa membran dengan lewat :
Ø
Kontak dengan cairan tubuh , seperti :
semen , saliva , dan darah .
Ø
Kontaminasi dengan luka yang terbuka .
Ø
Peralatan dan perlengkapan yang
terjangkit.
Contoh
waktuterjadinya transmisi ( penyebaran ) , antara lain :
Ø
Jarum suntik ( secara sengaja atau
kebetulan ).
Ø
Transfusi darah yang terkontaminasi
dengan luka , goresan atau lecet
Ø
Mulut atau mata yang terkontaminasi
selama irigasi luka atau suction.
Ø
Prosedur bedah mulut atau gigi.
HBV dapat
terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih menjangkit atau berbahaya dari
pada HIV , dimana sebagai penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B
mendapat tempat terbesar untuk perawatan kesehatan profesional .
Hepatitis B
dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para gay (male-homo) (Dindzans,1992). Virus ini dapat
juga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan “tato” dan pelubang daun
telinga ; penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan pembagian obat (
terkontaminasinya perlenkapan pembagian obat ) ; berciuman ; dan perlengkapan
lainnya seperti : cangkir , pasta gigi , dan rokok.
Perjalanan
penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai serangan
tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang
serius , seperti : masa inkubasi 40
sampai dengan 180 hari , tetapi Hepatitis B secara umum akan berkembang 60
sampai 90 hari setelah pembukaan (terserang) . Penyakit liver kronik berkembang
5% pada klien dengan infeksi HBV akut.
Hepatitis C
Virus Hepatits C
(HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai pengurai seperti flavi-virus, virus
pemutus rantai RNA. HCV penebarannya melalui darah dan produksi darah dan
terindentitas pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40
sampai 100 hari setelah penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2 sampai 22
minggu , dengan rata-rata masa inkubasi 8 minggu.
Akibat
meningkatnya Hepatitis C dan Hepatitis B pada klien yang sama ,
epidemiologi dan hepatologi dipelajari
dengan seksama . Klien yang menggunakan obat secara IV menyebabkan 40%
terjangkit HCV .
Hepatitis D
Hepatitis D
disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang tidak sempurna membutuhkan
fungsi pembantu HBV. HDV bergabung dengan HBV dengan kehadirannya dibutuhkan
untuk replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien secara simultan
dengan HBV atau bisa juga dengan meninfeksi secara superimpose pada klien yang
terinfeksi HBV super infeksi kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama dengan
Hepatitis B kronik dan mungkin juga berkembang dalam keadaan carrier yang
kronik . Transmisi primer penyakit ini
melalui route non-percuntaneous , terutama hubungan personal yang tertutup
(selingkuh).
Durasi infeksi
HDV ditentukan dengan durasi infeksi HBV tidak lebih lama dari infeksi HBV.
Bagaimanapun infeksi HDV kronik menunjukkan adanya kemajuan yang cepat dari
penyakit liver, penyebab penambah kerusakan hati yang telah siap disatukan dari
infeksi HBV kronik.
Hepatitis E
Virus hepatitis
sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari hepatitis, sejak ditemukan
epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di AS dan Canada hepatitis E terjadi pada
orang – orang yang mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan melalui rute oral – fecal dan
menyerupai virus hepatitis A. HEV mempunyai periode inkubasi 2 – 9 minggu.
Hepatitis E tidak menuju infeksi kronik atau carier.
RACUN DAN
PENGARUH OBAT ( KIMIA )
HEPATITIS
2 Tipe
Utama Toxic Hepatitis Yang Dikenal :
1.
Direct Toxic Hepatitis ( DTH )
DTH dihasilkan dalam nekrosis dan infiltrasi lemak dari
liver. Penyebab racun hepatitis adalah racun yang umum yang sistematis atau
diubah di liver dari metabolisme toxic. Masyarakat yang mempunyai kebiasaan
buruk seperti alcoholic dapat memiliki DTH sebagai contoh, Acetaminophen (
Tylenol, Exdol ), dalam penggunaan secara bersamaan Over The Counter ( OTC )
analgesik dapat menyebabkan nekrosis hepatic yang hebat. Industri toxin, seperti
Carbon Tetrachloride, Trichloroethylene dan phosphor kuning, juga memiliki efek
direct toxic pada liver.
2.
Iodiosyncratic Toxic Hepatitis ( ITH )
ITH dihasilkan dari pergantian morfologi liver yang sama
ditemukan divirus hepatitis. Dalam reaksi obat Iodiosyncratic, kasus hepatitis
tidak terprediksi dan jarang. Ini mungkin terjadi disetiap saat selama atau
dalam waktu dekat setelah membuka obat.
Agen yang dihasilkan di ITH meliputi :
·
Halothane, agent anestesi.
·
Methyldopa ( Aldomet, Dopamet ), obat
anti hipertensi.
·
Isoniazid ( INH, Isotamine ), agent anti
tuberculosa.
·
Phenytoin ( Dilantin ), anti konvulsant.
KOMPLIKASI HEPATITIS
Kegagalan
sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan secara
hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan
hepatitis fulminan. Bentuk nekrosis hepatitis secara besar – besaran sangat
jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti hepatitis B atau hepatitis C.
Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ), dalam klien dengan
penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin menuju hepatitis kronik yang
akut dan kemunduran klinis. Dalam
beberapa kasus hepatitis fulminan dengan kematian mungkin terjadi.
Pada
seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang meningkat
dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus – menerus,
inflamasi akut dan fibrosis. Klien mungkin tidak ada gejala untuk waktu yang
lama dari proses penyakit liver atau fibrosis yang terus menerus mungkin menuju
ke kerusakan liver, sirosis, dan kematian.
Hepatitis
kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh :
·
Gejala klinik persistent dan
hepatomegali.
·
Adanya kelanjutan dari HbS Ag.
·
Pengangkatan, turun naiknya tingkatan
serum aspartate amino transferase ( AST ), billirubin dan alkaline phospatase
untuk 6 – 12 bulan setelah terjadi hepatitis akut.
Biopsi
liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik. Pada seseorang
dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik lobar,kerusakan liver
tidak meningkat setelah tanda pengambilan.Tipe dari hepatitis dihasilkan
dari infeksi dengan
dan virus hepatitis B dan
hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat, perkembangan serosis
jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada gejala dan fisiknya
terlihat normal. Data laboratorium mungkin menampakkan peningkatan serum AST
dan alkaline phospatase yang mungkin tetap bertahan sampai 1 tahun.
ETIOLOGI
Penyebab
hepatitis meliputi :
·
Infeksi virus.
·
Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
·
Reaksi transfusi darah yang tidak
terlindungi virus hepatitis.
PERBEDAAN TANDA-TANDA DARI 5 TIPE VIRUS HEPATITIS
Tanda
|
Hepatitis A
|
Hepatitis B
|
Hepatitis C ( non-A, non-B hepatitis)
|
Delta Hepatitis
|
Hepatitis E
|
Persamaan
|
*Infeksihepatitis.
*Inkubasi
hepatitis yang pendek.
|
*Serum
hepatitis.
*Inkubasi
hepatitis yang panjang.
|
|
|
*Epidemi non-A, non-B hepatitis atau
dengan masuknya transmisi hepatitis.
|
Diagnosa
penyakit akut.
|
Anti
HAV Ig M dalam serum.
|
HbS Ag
dalam serum.
|
|
Anti
HDV titer naik.
|
Anti
HEV
|
Waktu
inkubasi
|
28 –
94 hari.
|
17 –
98 hari.
|
|
17 –
98 hari.
|
2 – 9
minggu
|
Kelompok
resiko tinggi
|
Lebih banyak pada anak – anak dan latar belakang
institusional.
|
Semua
kelompok umur beresiko, terutama pecandu obat, klien hemodialisis dan orang –
orang kesehatan.
|
Semua
umur, terjadi setelah transfusi darah.
|
Pecandu
obat.
|
Orang
yang tinggal pada daerah kumuh.
|
Musin
|
Penghujan
dan awal kemarau.
|
Setiap
tahun
|
Setiap
tahun
|
Setiap
tahun
|
Setiap
tahun
|
Transmisi
|
Melalui
oral fecal antara seseorang yang tinggal bersama dengan kontak langsung.
|
Melalui
transfusi darah dan produk darah.
|
Darah
dan cairan darah.
|
Infeksi
gabungan dari hepatitis B, non perkutan, kontak tertutup.
|
Melalui
oral fecal, transmisi dari cairan yang terkontaminasi
|
Peradangan
virus pada hati umumnya dalam bentuk hepatitis. Hepatitis A disebabkan oleh
virus hepatitis A dan Hepatitis B juga terinfeksi oleh virus hepatitis B. Virus
hepatitis C ( HCV ) belum dapat diidentifikasi. Ini menunjukkan bahwa
sedikitnya dua virus dalam klasifikasi ini. HCV negatif non A, hepatitis non B
mungkin timbul karena infeksi oleh virus yang belum terisolasi atau terinfeksi
HCV yang tidak dapat teridentifikasi oleh penanda serologi.
Empat tipe virus hepatitis, delta
hepatitis hanya terjadi pada virus hepatitis B dan disebabkan oleh virus
hepatitis D. Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E.
Penyaringan rutin dari donor darah
dan menghapuskan penjualan sumber darah membuat penurunan terjadinya hepatitis
B setelah transfusi darah. Bagaimanapun resiko vital hepatitis setelah
transfusi merupakan masalah penyebab utama dan tergantung pada metode dimana
produksi darah diproses. Berbagai macam produk darah membawa resiko besar klien
dengan hemodialisis juga membawa resiko tinggi terkena hepatitis B.
Laporan kasus pada DEPKES daerah
untuk semua tipe hepatitis vital diketahui jumlahnya untuk mencegah penyebaran.
PENERANGAN PERAWATAN PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS
·
Gunakan pencegahan umum atau pencegahan
substansi tubuh untuk menjaga perpindaham kuman antara klien atau antara klien
dengan staf perawat kesehatan
·
Menghapuskan penggunaan jarum dan benda
tajam lainnya dengan mengganti sistem penggunaan jarum
·
Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B,
recombinex HB ) diberikan dengan tiga seri suntikan. Vaksin ini juga untuk
menjaga atau mencegah hepatitis B
·
Untuk postexposure mencegah hepatitis B,
lihat atau cari segera perhatian medis untuk kemungkinan administrasi imuno
globulin hepatitis B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG )
·
Laporkan semua kasus hepatitis pada
DEPKES Daerah.
PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS
·
Memelihara sanitasi yang baik dan
kebersihan diri. Cuci tangan kamu sebelum makan dan setelah dari toilet.
·
Minum air yang sudah masak oleh sistem
pencucian air
·
Jika transportasi tidak berkembang atau
kota non industri, minum hanya dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah
dicuci dengan air, seperti sayuran mentah, buah dan sop.
·
Pergunakan sanitasi yang baik untuk
mencegah panyebaran kuman antar anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian
tempat tidur dari linen, handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga,
·
Jangan berbagi jarum suntikan.
KEJADIAN / PENGARUH
Hepatitis
A umumnya kebanyakan tipe hepatitis virus dunia. Dan yang tertinggi adalah
hepatitis B. Dan jumlahnya 40 % tercatat kasus hepatitis vital (Dindanz, 1992 )
Ini
meningkat kejadiannya pada wabah penggunaan obat IV. Kebersihan rendah
merupakan bentuk penyebab utama dari perpindahan pada kelompokm ini.
Sekitar 5 % dari populasi dunioa
terinfeksi virus hepatitis B ( Wright, 1992). Hepatitis B utamanya terjadi pada
dewasa muda di USA. Dengan 75 % terjadi pada kasus antara umur 15 dan 39 tahun.
Kejadian ini meningkat selama 1980 dan awal 1990. Kira – kira 300.000 kasus
baru dari terjadinya hepatitis B di USA setiap tahun 59 % dari semua kasus
pengguna obat IV, heteroseksual dengan gantai pasangan dan homoseksual
laki-laki. 3 % dari semua kasus terjadi pada pekerja perawat kesehatan.
Hepatitis C ( Infeksi HCV )
jumlahnya kira – kira 20 % dari semua kasus hepatitis vital yang tercatat oleh
perawat kontrol kuman Amerika (CDC)
dan biasanya ddisebabkan oleh penyebaran hepatitis. Penyebab 80 % dari kasus
penyebarab hepatitis kronik ( Dindanz, 1992 ).
Kejadian
ini mungkin diremehkan karena belum terlaporkan / rendahnya laporan. Beberapa
klien dengan hepatitis kronik, 95 % terinfeksi dengan jalan transfusi darah.
Hepatitis kronik berkembang sekitar 50 % dari klien dengan infeksi HCV akut dan
terjadinya sirosis 20 % dari klien ini ( Wright, 1992 )
Pertimabangan
Perubahan Bentuk
Infeksi dengan agen delta telah
menyebar di seluruh dunia bagaimanapun di negara Mediterania, Afrika Timur,
Eropa Selatan dan Timur Tengah. Infeksi delta mewabah pada beberapa orang
dengan hepatitis B. Penyakit hepatitis E telah ditemukan di India dan telah
tercatat sedikit kasus di Asia, Afrika dan Meksiko (Herrera, 1993 )
MANAJEMEN KOLABORASI
TINDAKAN.
Riwayat
:
Ketika diperoleh riwayat dari klien
dengan dicurigai hepatitis vital perawat mengatakan pada klien bahwa dia
diketahui mengidap hepatitis A atau B. Pearawat menanyakan apakah klien baru –
baru ini melakukan transfusi darah atau melakukan hemodialisis untuk penyakit
ginjal. Perawat bertanya tentang :
-
Aktifitas social termasuk hubungan
seksual ( heteroseksual, biseksual atau homo seksual )
-
Penggunaan obat – obatan
-
Menggunakan anting atau tattoo
-
Akomodasi kehidupan seperti barak
militer yang penuh, institusi yang benar atau apartemen yang padat, atau pusat
penampungan orang dengan lambat mental.
Riwayat
pekerjaan klien dimasukkan. Perawat mempunyai pertanyaan khusus tentang
pekerjaan sebagai berikut :
-
Pekerja perawat kesehatan seperti
teknisi laboratorium
-
Perawat di area beresiko tinggi seperti
ruangan operasi, ruangan darurat, klinik perawatan kritis dan klinik
hemodialisis dan feresis.
-
Seorang pegawai di pusat perkembangan
lambat mental.
Perawat
menanyakan pada klien apakah baru – baru ini melakukan perjalanan ke negara
asinga atu daerah yang sanitasinya jelek / fasilitas air yang jelek. Juga
ditanyakan tentang penyerapan air dan kemungkinan sumber kontaminasi atau
penyerapan dari kerang – kerangan seperti oister.
TINDAKAN
FISIK / MANIFESTASI KLINIK
Hepatitis
Vital
Sumber dan penyebab dari manifestasi
klinik dari semua kelima tipe hepatitis vital adalah sama. Perawat menetapkan
keluhan subyektif klien secara umum, menentukan apakah terjadi gejala akut (
hepatitis A atau E ) atau tipuan (
hepatitis B atau C )
Klien mungkin merasa lelah dan
kehilangan selera. Selanjutnya perawat memeriksa kelanjutan untuk mengira
perjalanan klien ;
·
Perasaan umum yang tidak nyaman
·
Lemah
·
Mialgias ( nyeri otot )
·
Sakit kepala
·
Arthritis
·
Intabilitas
·
Depresi
·
Nausea
·
Muntah
Perawat
menanyakan pada klien apakah kehilangan selera pada akhir – akhir ini. Makan
makanan kotor. Perokok yang tidak suka sigaret.
Perawat
palpasi pada kuadran kanan atas abdominal untuk melihat hati tidak lembut dan
letaknya. Klien mungkin merasa nyeri hati dengan pergerakan kulit, sclera, dan
membran mucus diperiksa untuk melihat penyakit kuning. Klien mungkin melakukan
perawatan medis hanya setelah terlihat penyakit kuning, dipercaya bahwa gejala
samar yang lain adalah sindrom seperti influenza yang terus menerus.
Penyakit
kuning pada hepatitis dihasilkan dari penyumbatan intra hepatic dan disebabkan
oleh oedema dari saluran empedu hati. Urine gelap dan berwarna seperti tanah
liat sering dialami oleh klien tersebut. Perawat mengambil urine dan contoh
spesimen untuk inspeksi visual dan analisis laboratorium.
Perawat
juga melihat kulit apakah timbul kudis ( gatal ) pada klien dengan diagnosa
hepatitis B dan C. Benjolan tidak teratur dari erythema, berwarna merah atau
urtycaria mungkin terjadi. Klien sering mengalami pruritus ( gatal ) dan
mungkin mempunyai abrasi kulit karena garukan.
Klien
dengan hepatitis A biasanya merasa demam, suhunya mungkin diantara 38°C – 40°C. Demam mungkin
dalam grade rendah atau tidak dengan hepatitis B / C
RACUN DAN OBAT PENYEBAB HEPATITIS
Penggambaran
klinik pada racun dan obat penyebab hepatitis tergantung pada agen kausatif.
Reaksi idiosyncratic mungkin menghasilkan manifestasi klinik yang tidak dapat
dibedakan dari beberapa hepatitis vital atau mungkin seolah – olah merupakan
gejala pipa empedu ekstrahepatik seperti sakit kuning yang keras, kudis,
arthalgias dan demam.
TINDAKAN
PSIKOSOSIAL
Hepatitis
vital biasanya terjadi pada penderita akut. Gejala ini mungkin meringankan dan
mengurangi dengan cepat atau tidak diketahui. Manifestasi klinik dari hepatitis
B dapat tetap dalam usaha selama 6 bulan.
Problem
emosional untuk menyenangkan klien sering terpusat pada perasaan mereka atau
marah karena sakit dan merasa lelah dari pengungkapan selera. Perasaan tidak
umum secara umum tidak aktifitas dan keluhan samar menunjukkan depresi dan
keputusasaan. Klien khawatir tentang efek panas dan komplikasi.
Klien
dengan hepatitis vital sering merasa bersalah bahwa mereka membawa virus untuk
orang lain. Injfeksi adanya penyakit hepatitis dapat menyebabkan kesenjangan
sosial, kien akan merasa malu dengan adanya tindakan isolasi dan perasaan
kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dan akhirnya berkelanjutan di
rumah. Adanya ras malu inilah menyebabkan klien membatasai interaksi sosial
dengan lingkungan sekitar. Klien takut akan penyebarab virus kepada keluarga
dan teman.
Anggota
keluarga klien setiap takut kontak dengan penyakit dan mereka akan menjaga
jarak dengan klien. Perawat memberi ijin kepada klien beserta keluarganya untuk
saling mengungkapkan perasaannya dan mengetahui penyebab penyebarannya.
Tindakan pencegahan berupa isolasi membuat klien beserta keluarganya menjadi
gelisah.
Jika
penyebarab Hepatitis B disebabkab oleh tindakan tingkah laku sosial yang buruk
seperti ; penggunaan obat-obatan terlarang dan perilaku homoseksual maka klien
akan merasa malu dan bersalah. Klien tidak dapat kembali bekerja sampai hasil
tes darah yang menunjukkan serologi bernilai negatif.
Kerugian biaya pengobatan dan rawat inap bagi klien dengan tampa adanya
asuransi kesehatan menyebabkan pasien beserta keluarganya sangat cemas akan
keuangan yang harus ditanggung.
Pengkajian Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B
menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut, ditunjukkan adanya
kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
Serum Enzim-enzim
Liver.
Tingkatan alanine aminotransferase
atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan mungkin lebih tinggi sampai 4000
mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotransferase atau
AST antara 1000 – 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30 – 90 IU/L
atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL
dan berlangsung ketat dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan
nilai bilirubin juga terdapat pada urine.
Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika
virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV ) terdeteksi dalam darah. Peradangan
pada liver yang terjadi secara terus – menerus disebabkan oleh HAV adalah bukti
nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 – 6
minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G
atau Ig G. Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV
secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV )
dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat kemunculan sistem antogen
antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double – shelled yang
terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas
permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan
serologi dan mereka akhirnya memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG
terdapat dalam darah maka klien diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B.
Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6 bulan menunjukkan faktor
pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal tingkatan HBSAG
akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis B akut.
Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan
kekebalan terhadap Hepatitis B.
Hepatitis B bermula saat antigen (
Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG, kemunculan
inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang hasil testnya pada
HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien yang
testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa
dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik atau sering kali
didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti – HD ).
Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut,
tetapi hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum.
Mereka mempunyai kecanggihan atau
alat yang canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan
perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody
virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM
dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat
mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang
ini EIA tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk
mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang
palsu dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama
serokan versi dengan Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun
meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk
test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat, merupakan kombinasi dari
pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan untuk para
peneliti serologi Hepatitis E.
Pengkajian
Radiografi.
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat
menemukan pembesaran liver dengan menempatkan X-Ray tepat diatas bagian
abdominal.
Pengkajian
Diagnosa Yang Lain.
Hepatitis kronik merupakan diagnosa
biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi membedakan antara antif
kronik dengan Hepatitis kronik persisten.
Penemuan jaringan lemak yang masuk
pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan neutrofil yang tetap dengan
Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh alkohol ).
ANALISA
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan digunakan pada
klien dengan Hepatitis virus akut yang disebabkan oleh :
1.
Intoleransi aktifitas sehubungan dengan
ketidaknyamanan ataau rasa tidak nyaman.
2.
Berubahnya nutrisi yang masuk kedalam
tubuh atau kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan anoreksia, nausea dan
vomiting.
Diagnosa
Keperawataan Tambahan.
Klien dengan Hepatitis virus
merupakan bukti problem sekunder yang disebabkan oleh :
1.
Anxietas sehubungan dengan rawat inap
dirumah sakit dan waktu sakit yang cukup lama.
2.
Nyeri sehubungan dengan peradangan pada
liver.
3.
Berubahnya aktifitas yang semakin
berkurang sehubungan dengan isolasi sosial.
4.
Resiko tinggi kerusakan integritas
jaringan kulit sehubungan dengan kekurangan dan kruritus.
5.
Isolasi sosial sehubungan dengan resiko
penyebarab infeksi.
RENCANA DAN
TINDAKAN
A.
Intoleransi Aktifitas.
Perencanaan : Meningkatkan aktifitasnya ssampai
seperti pada saat sebelum sakit.
Intervensi :
Klien dengan
Hepatitis virus akut diyakini adanya peradangan yang ganas pada liver. Klien
yang tidak dirawat inap untuk Hepatitis virus tidak perlu mendapatkan perawatan
secara spesifik kecuali Hepatitis C. Hepatitis C diobati dengan menggunakan
alpha – interferon, dimana berguna untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Rencana
keperawatan untuk semua klien-klien dengan Hepatitis virus didasarkan ukuran
liver yang normal, maningkatkan regenerasi selular dan mencegah adanya
komplikasi.
Selama stadium
akut pada hepatitis virus interensi ditujukan menghentikan peradangan liver
sampai meningkatkan regenerasi sel hepar. Istirahat merupakan interensi yang
penting untuk mengurangi permintaan metabolis liver dan meningkatkan suplay
darah. Keperawatan biasanya berupa dukungan.
Berdasarkan
Secara Fisik :
Perawat
mengkaji respon klien terhadap aktifitas dan periode istirahat. Bedrest secara
total dianjurkan selama fase ikteri halus pada Hepatitis. Klien biasanya lelah
dan tampak malas, tetapi waktu istirahat diselang-seling dengan waktu aktifitas
dianjurkan dan biasanya sekali-kali dilakukan untuk meningkatkan penyembuhan
hepar.
Rencana
keperawatan pada klien dan perubahan-peruahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan
sekumpulan gejala-gejala keganasan dan hasil dari test fungsi hati ddan
menentukan enzim-enzim. Masa istirahaat tetap dilakukan aktifitas sepeerti
perawataan diri sendiri berjalan-jalan dilakukan sampai dapat ditoleransi
sebagai aktifitas tetap.
Berdasarkan
Secara Psikis :
Istirahat secara psikis dan emosional sangatlah
penting. Karena bedrest dan in aktifitas menyebabkan ansietas. Perawat
memasukkan pengalihan aktifitas dalam rencanaa keperawatannya misalnya, perawat
menanyakan keperluan klien dengan membawa sesuatu materi bacaan : majalah,
buku, Koran. Rumah sakit menyediakan TV dan telephon. Perawat juga menganjurkan
pada staf dan anggota keluarga untuk meluangkan waktu untuk masuk kekamar
klien.
B. Perubahan Nutrisi Yang Masuk Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh.
Perencanaan : Intake
nutrisi dan kalori yang optimal pada klien sehingga meningkatkan penyembuhan
jaringan liver.
Intervensi : Dorongan terapi nutrisi ditujukan
untuk meningkatkan regenerasi sel-sel hepar atau oleh kelebihan cairan seperti
biasanya dan diet balance yang baik. Hal ini tidaklah selalu tepat karena
nausea dan vomiting, anoreksia dan biasanya tidak suka terhadap makanan.
Tindakan keperawatan untuk meningkatkan intake nutrisi
yang baik dengan :
1.
Terapi diet.
2.
Obat-obat pengontrol nausea.
3.
Perlakuan menyenangkan yang biasa
dilakukan.
Terapi Diet .
Diet spesial biasanya tidak
dikehendaki. Diet tinggi karbohidrat dan kalori dengan kualitas lemak dan
protein yang layak sedikitnya, sering makan akan lebih baik dari pada tiga kali
makan dalam porsi besar. Perawaat bertanya tentang makaanan pilihan klien
karena makanan favorit ditoleransi lebih baik dari pada makanan yang diberikan
secara acak. Klien dianjurkan menyiapkan menu diet, menyelaksi makanan yang
menarik. Perawat berkonsultasi dengan ahli gizi tentang sumber-sumber gizi yang
mengandung kalori tinggi seperti susu.
Dokter spesialis memerintahkan untuk
tambahan vitamin jika intake kalori sangat kurang seperti ensure. Jika klien
tidak dapat menerima makanan secara oral, makanan diberikan secara sonde.
Erawat menanyakan kepada keluarga
klien apkah menyiapkan makanan favorit dari rumah dan membawanya ke RS jika
mungkin. Makanan yang berlemak dan makanan yang digoreng perlu dihindari dan
menyediakan makanan tinggi karbohidrat dan protein.
Terapi Obat.
Dokter menulis resep obat
anti-emetic untuk menghilangkan rasa mual seperti : trimethobenzamide
hydrochorida (Tigon,Tegamide ) dan Dimenhydrinate ( Dramaamine, Travomine ),
Proclhorperazine maleate ( Compazine ) ,
Phenothiazine, dilarang atau dihindari karena potensial akan efek hepatotoxic.
Perlakuan
Yang Menyenangkan.
Setia makanan dan aroma kemungkinan
merangsang nausea. Perawaat menghentikan atau menghilangkan penyebab pendorong
nausea bila perlu. Suatu usaha untuk mendorong napsu makan.. Pasien menyediakan
atau perawatan mulut atau melatih melakukan oral higine sebelum makan .
Hindarkan makan dengan tidur, klien makan dengan duduk di kursi di atas meja.
Ini sulit dilakukan dirumah sakit tapi harus dilakukan dirumah. Perawat
menyediakan bedpan, urinal didekat klien dan menyediakan penyegar ruangan.
RENCANA
PEMULANGAN
*
Persiapan perawatan di rumah
Jika mungkin klien disedikan kamar
mandi sendiri untuk personal higien, mesin cuci sendiri, handuk sendiri, alat
makan dan minum sendiri, pisau cukur sendiri, dan makanan klien disendirikan.
*Pendidikan
kesehatan
Perawat mengajarkan klien dan
keluarga untuk mengobservasi pencegahan transmisi infeksi. Perawat menganjurkan
klien untuk menghindari alkohol dan minum obat yang tidak diresepkan oleh
dokter. Misal acetominophen (Tylenol,Exdol) selama 3-12 bulan. Klien harus
mengukur pola istirahat dari toleransi fisik peningkatan aktivitas. Perawat
menganjurkan klien beraktivitas untuk mencegah kelelahan. Klien makan makanan
ringan, tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang diit dan perencanaan menu. Perawat mengajarkan klien tentang penyebab
penyakit dan menghindari aktivitas seksual sampai test HBsAg negatif.
Panduan
pendidikan virus hepatitis
-
Hindari obat-obatan yang tidak
diresepkan oleh dokter
-
Hindari alkohol
-
Istirahat yang cukup dan tidur di malam
hari secara adekuat
-
Makan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
-
Hindari aktivitas seksual sampai test
antibody negatif
-
Ikuti panduan pencegahan transmisi
penyakit
*
Persiapan Psikososial
Dirumah, klien mermerlukan
peningkatan aktivitas social tapi terjadi isolasi social karena penyebab.
Perawat memberikan dukungan emosional. Perawat menjelaskan klien dapat kontak
dengan orang lain selama personal hygine baik. Kontak yang dekat seperti
berpelukan, berciuman harus dicegah sampai tes HbsAg negatif
* Sumber
Perawatan Kesehatan
Klien dengan virus hepatitis dan
keluarga harus kontak dengan pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi
dalam mengontrol infeksi. Klien dirumah diberi batasan toleransi aktivitas/
dukungan keluarga minimal dalam melakukan aktivitas sehari- hari, persiapan
makanan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
Kriteria hasil : Klien
dapat meningkatkan aktivitasnya.
2.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia, mual, muntah
Kriteria hasil : Klien
mendapatkan intake nutrisi dan kalori secara optimal untuk meningkatkan
penyembuhan jaringan liver.
INTERVENSI
Diagnosa
no 1
1.
Beri waktu pada klien untuk istirahat
2.
Lakukan perawatan yang tidak melelahkan
3.
Anjurkan bedtrest untuk masa penyembuhan
4.
Beri jadwal aktivitas pada klien , misal
: perawatan diri sebelum ambulasi
Rasional no 1- 4
:
Istirahat
meningkatkan penyembuhan liver, mengurangi radang Sel hepatic.
5.
Berikan aktivitas yang disukai klien ,
misal : membaca, menoton Tv
6.
Anjurkan pada keluarga dan pengunjung
untuk tidak terlalu lama menjenguk
Rasional no 5 –
6 :
Kunjungan dan
aktivitas independaen menurunkan kecemasan. Perawat harus mencegah kunjungan
yang terlalu lama karena menimbulkan kelelahan.
Diagnosa no 2
1.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diet TKTPRL
Rasional no 1: Diet tinggi karbohidrat memberikan energi, protein
memberikan regenerasi Sel hepatic.
2.
Berkan makanan ringan ( camilan )
3.
Berikan makanan yang disukai klien dan
diizinkan oleh menu
4.
Berkan makanan tinggi protein misal :
susu
5.
Berikan suplemaen vitamin dan makanan
cair seperti Ensure/Ensure plus
6.
Hindari makanan berlemak dan kering yang
dapat menimbulkan mual
Rasional no 2 –
6 : Makanan berat menyebabkan anoreksia, makan terlalu
banyak menyebabkan distensi abdomen, mual dan muntah.
7.
Beri anti antiemetic seperti
trimothobensamide hydrochloride ( Tigan ) sesuai resep dokter
Rasional no 7: Antiemetic untuk menurunkan mual dan muntah .
8.
Hindarkan bau yang tidak enak dari klien
Rasional no 8 : Bau
yang tidak enak menyebabkan mual .
EVALUASI
Pada diagnosa keperwatan dan dukungan
intervensi perawatan kesehatan, perawat mengevaluasi perawatan pada klien :
1.
Klien akan membatasi aktivitas fisik
2.
Klien akan melakukan isolasi yang
diperlukan
3.
Klien akan meningkatkan intake nutrisi
4.
Klien akan rutin melakukan perawatan
medis dan pemeriksaan laboratorium
No comments:
Post a Comment