ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA
MEDIS RETINOBLASTOMA
A. Pengertian
Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal
dari neuroretina (sel kerucut atau batang) atau sel glia yang bersifat ganas
(Ilyas S. dkk, 1981)
B. Insiden
1.
Kelainan ini umumnya bersifat kongenital walaupun dapat pula
dijumpai pada usia yang lebih lanjut (40 tahun)
2.
Diturunkan secara dominan autosom (bila menegani kedua mata),
dan bersifat mutasi somatik (bila
mengenai satu mata)
3.
Ditemukan 1 diantara 30.000 kelahiran
4.
Perbandingan laki-laki dan perempuan insidennya sama
5.
Tidak terdapat predileksi ras
C. Patofisiologi
Secara histopatologik retinoblastoma terdiri atas sel-sel
kecil berbentuk bulat dengan nukleus besar yang hiperkromatik dan sitoplasma
yang sedikit. Gambaran mitosis mungkin lebih banyak ataupun sedikit.
Kadang-kadang ditemukan daerah nekrosis dan deposit kalsium. Gambaran khas mata
retinoblastoma adalah adanya rosette yaitu gambaran yang terdiri
atas susunan sel kuboid yang mengelilingi suatu lumen dan nukleus yang terletak di daerah basal (Ilyas
S. dkk, 1981).
Penatalaksanaan :
1.
Penyinaran supervoltage (membunnuh sisa-sisa tumor)
2.
Penyinaran yang dikombinasikan dengan kemoterapi
3.
Koagulasi ringan
4.
Kemoterapi (metastase ke jaringan tubuh lainnya)
5.
Pembedahan (enukleasi ialah bedah pengangkatan
bola mata). Setalh bola mata dikeluarkan, otot mata dijahit pada bola plastik
yang dimasukkan dalam rongga mata, dan alat penyesuai sementara dimasukkan
untuk mempertahankan bentuk alami rongga mata. Antara 2 dan 6 minggu setelah
operasi, prostesisi mata daapt dibuat untuk klien untuk dipasang. Eksentrasi orbita ( eksistensi ke
jaringan orbita) dengan mengangkat seluruh isi orbita dengan jaringan periost).
Preoperasi ::
|
Postoperasi :
|
7. Gambaran klinis (Ilyas S. dkk, 1981)
a.
Gejala subyektif
Biasanya sukar ditemukan karena anak tidak mengeluh.
Kelainan ini dapat disurigai bila ditemukan adanya leukokoria (Refleks putih
pada pupil dan dapat disebabkan karena kelainan pada retina, badan kaca, dan
lensa), strabismus, glaukoma (suatu penyakit dimana
gambaran klinik yang lengkap ditandai oleh peninggian tekanan intraokluler,
pengguangan dan degenerasi papil saraf optik serta defek lapang pandangan yang
khas), mata sering merah atau penglihatan yang menurun pada anak-anak
b.
Gejala obyektif
1.
Tampak adanya suatu massa yang menonjol di dalam badan kaca
2.
Massa tumor dapat menonjol di atas retina ke dalam badan kaca
pada retinoblastoma tipe endofitik atau terletak di bawah retina terdorong ke
dalam badan kaca seperti pada tipe eksofitik.
3.
Masa tumor tampak sebagai lesi yang menonjol berbentuk bulat,
berwarna merah jambu, dapat ditemukan satu atau banyak pada satu mata atau
kedua mata.
4.
Sering terdapat neovaskularisasi di permukaan tumor.
5.
Mungkin juga ditemukan
adanya mikroneurisma atau teleangiektasi.
6.
Pada pemeriksaan funduskopi pada lesi ini tidak ditemukan
tanda peradangan seperti edema retina, kekeruhan badan kaca dan lain-lain.
8. Pengobatan
a.
Penyinaran supervoltage
b.
Penyinaran yang dikombinasikan dengan kemoterapi
c.
Koagulasi ringan
d.
Kemoterapi
e.
Pembedahan.
9. Komplikasi
Adanya metaatase ke :
a.
Lamina kribosa, saraf optik yang infiltrasi ke vaginal scheat
sampai ke subarachnoid dan intrakranial menjadi tumor otak.
b.
Jaringan koroid (metastase melalui pembuluh darah ke seluruh
tubuh)
c.
Pembuluh emisari/tumor menjalar ke posterior orbita.
10. Prognosa
a.
Tumor ditemukan dalam keadaan dini, unilateral dan diaobati
secepat mungkin, 90% hidup.
b.
Buruk, jika menjlar ke
saraf optik dan sistemik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN (RETINOBLASTOMA)
I.
PENGKAJIAN
- Identitas
Kelainan ini umumnya bersifat kongenital walaupun
dapat pula dijumpai pada usia yang lebih lanjut (40 tahun). Diturunkan secara
dominan autosom (bila menegani kedua mata), dan bersifat mutasi somatik (bila mengenai satu mata)
- Keluhan Utama
Massa/tumor pada mata
- Riwayat Penyakit :
- Riwayat penyakit sekarang
P : Adanya massa pada mata
kanan/kiri
Q : Massa bertambah besar
R : Pada kedua mata/ satu
sisi
S : kondisi tersebut
berdampak mata merah, cekot-cekot, mata juling dan penglihatan menurun
T : dirasakan sejak
anak/kelainan sejak lahir
- Riwayat penyakit masa lalu
- Riwayat keluarga
adanya penyakit keturunan
(Autosal Dominan)
- Dampak psikososial
Klien kuatir dengan keadaan
penyakitnya, sehingga mengganggu penampilan dirnya yang berdampak pada
perubahan interaksi karena merasa rendah diri (konsep diri).
- Pemeriksaan fisik
Status lokalis
1.
Glukoma, strabismus dan leukokorea
2.
Tampak adanya suatu massa yang menonjol di dalam badan kaca
3.
Massa tumor dapat menonjol di atas retina ke dalam badan kaca
pada retinoblastoma tipe endofitik atau terletak di bawah retina terdorong ke
dalam badan kaca seperti pada tipe eksofitik.
4.
Masa tumor tampak sebagai lesi yang menonjol berbentuk bulat,
berwarna merah jambu, dapat ditemukan satu atau banyak pada satu mata atau
kedua mata.
5.
Sering terdapat neovaskularisasi di permukaan tumor.
6.
Mungkin juga ditemukan
adanya mikroneurisma atau teleangiektasi.
7.
Pada pemeriksaan funduskopi pada lesi ini tidak ditemukan
tanda peradangan seperti edema retina, kekeruhan badan kaca dan lain-lain.
- Diagnosa keperawatan
a. Preoperasi
1.
Perubahan
persepsi sensori melihat berhubungan dengan efek dari neoplasma yang berasal dari
neuroretina.
2.
Ansietas yang berhubungan dengan
ancaman kehilangan penglihatan
3.
Ganguan konsep diri berhubungan
dengan efek perubahan pada gaya hidup
4.
Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program
teapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas
yang diperbolehkan dan yang dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan
tindak lanjut.
5.
Takut berhubungan dengan pemcedahan yang akan dijalani
b. Post operasi
1.
Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak
pembedahan
2.
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan
kerentanan sekunder terhadap gangguan akibat pembedahan mata.
3.
Risiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan
penglihatan
4.
Berduka berhubungan dengan kehilangan mata
5.
Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan penampilan
6.
Perubahan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan citra
tubuh danb perubahan penglihatan.
II. PERENCANAAN
Perubahan persepsi sensori melihat berhubungan dengan
efek dari neoplasma yang berasal dari
neuroretina.
Tujuan : Klien dapat mengerti
tentang penyakitnya dan dapat menggunakan kekuatan panca indera keenam.
Kriteria :
-
Klien mengerti dan mau menerima keberadaan penyakitnya.
-
Klien dapat melakukan aktivitas yang diperlukan sehari-hari baik aktif maupun
pasif
- Klien mau
berkerja sama dalam mengendalikan kondisi penyakitnya baik medis dan perawatan
Rencana
Intervensi :
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Orientasikan
klien pada lingkungannya
|
Orientasi dapat memberikan ingatan atau memori pad aotak sehingga
bisa membawa perasaanbpada tempatnya.
|
Berikan
penjelasan tentang penyakitnya
|
Pengetahuan dan pengalaman akan menambah wawasan dan fungsi kerja
sama dalam tindakan.
|
Hindari pergerakan yang mendadak, meng-
hentakkan kepala,menyisir,batuk,bersin, muntah
|
Mencegah bertamabh parahnya lapisan saraf retina yang terlepas
.
|
Ajarkan klien dan stimulasi klien dalam menggunakan panca indera ke
enam
|
Panca indera ke enam merupakan kepekaan dalam menggunakan feeling
dalam berbuat dan bertindak.
|
Jelaskan beberapa alternatif tindkan untuk mengatasi masalah yang
berhubungan dengan penyakitnya
seperti pembedahan. Kemoterapi dan lainnya.
|
Pem,bedahan, kemoterapi, merupakan salah satu dari beberapa tindakan
|
Ansietas
yang berhubungan dengan ancaman
kehilangan penglihatan
Tujuan
:
Kecemasan
berkurang
Kriteria
:
-
Klien mampu menggambarkan ansietas dan pola kopingnya.
-
Klien mengerti tentang tujuan perawatan yang diberikan/dilakukan.
- Klien memahami tujuan
operasi, pelaksanaan operasi, pasca operasi, prognosisnya (bila dilakukan
operasi).
Daftar Pustaka
Carpenito, L.J. (1999). Rencana
Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. Jakarta : EGC
(2000). Diagnosa
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif. Ed. 8. Jakarta : EGC
Danielle G dan Jane C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC Jakarta
Darling, V.H. & Thorpe, M.R. (1996). Perawatan Mata. Yogyakarta : Yayasan Essentia Media.
Ilyas, Sidarta. (2000). Kedaruratan
Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta.
Mansjoer, A. (1999). Kapita
Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI Jakarta.
Sidarata I. (1982). Ilmu
Penyakit Mata. FKUI. Jakarta
Wijana, Nana. (1983). Ilmu
Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta
No comments:
Post a Comment