SELAMAT DATANG DI BLOG ASUHAN KEPERAWATAN SEMOGA BERMANFAATKADEK WAHYU ADI PUTRAASUHAN KEPERAWATAN GRATIS

Tuesday 16 October 2012

ASKEP JIWA ADHD


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN ADHD (Atttention Deficit Hyperactivity Disorder)
A.Pengertian
Atttention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH) atau yang biasa disebut hiperaktif adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta impulsivitas yang lebih sering daripada biasanya diobservasi pada anak dengan usia yang sama.
Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian menandakan gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal. (Nelson, 1994)
Gangguan hiperaktivitas defisit perhatian ditandai dengan sikap kurang memperhatikan, overaktiv dan impulsiv. Gangguan ini lebih sering didiagnosis saat anak masuk taman kanak-kanak atau sekolah meskipun gangguan ini mungkin tampak dimulai saat usia bayi pada beberapa anak.

B.Etiologi
Meskipuan banyak riset yang telah dilakukan, penyebab ADHD yang pasti tidak diketahui. Kemungkinan berbagai kombinasi dari berbagai factor ikut menentukan seperti racun lingkungan, pengaruh prenatal, hereditas dan kerusakan struktur dan fungsi otak (McCracken, 2000). Pajanan selama prenatal terhadap alcohol, tembakau, timbal, dan malnutrisi berat pada masa kanak-kanak awal meningkatkan kemungkinan ADHD. Meskipun hubungan antara ADHD dan diet gula dan vitamin telah diteliti, dan hasilnya tidak menyakinkan.
Tampaknya ada hubungan genetic untuk ADHD, yang paling mungkin dihubungkan dengan abnormalitas pada kotekolamin dan kemungkinan metabolisme serotonin ADHD. Meskipun ada bukti kuat untuk kontribusi factor genetic, terdapat pula kasus sporadic tanpa adanya riwayat ADHD pada keluarga, yang mengembangkan teori bahwa banyak factor dapat menyebabkan gangguan.
Factor resiko ADHD mencakup riwayat ADHD pada keluarga, kerabat laki-laki yang mengalami gangguan kepribadian antisocial atau alkoholisme, kerabat perempuan yang mengalami gangguan somatisasi, status sosioekonomi yang rendah, ketidakharmonisan keluarga, termasuk perceraian, pengabaian, penganiayaan, berat badan lahir rendah dan berbagai macam cedera otak.

C.Patofisiologi
Gambaran otak dari individu yang mengalami ADHD menunjukkan penurunan metabolisme pada lobus frontalis otak yang penting untuk perhatian, kontrol impuls, pengaturan, dan aktivitas yang tetap sesuai tujuan. Studi juga menunjukkan penurunan perfusi darah di korteks frontal pada anak yang mengalami ADHD dan atrofi kortikal frontal pada dewasa muda yang memilki riwayat ADHD pada masa kanak-kanak.
Studi lain menunjukkan penurunan penggunaan glukosa pada lobus frontalis pada anak yang mengalami ADHD. Bukti yang ada tidak menyakinkan tetapi riset pada bidang tersebut tampak menjanjikan.


D.Penatalaksanaan
Rencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas penggunaan psikostimulan, modifikasi perilaku, pendidikan orang tua, dan konseling keluarga. Orang tua mungkin mengutarakan kekhawatirannya tentang penggunaan obat. Resiko dan keuntungan dari obat harus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahan skolastik dan gangguan sosial yang terus menerus karena pengunaan obat-obat psikostimulan. Rating scale Conners dapat digunakan sebagai dasar pengobatan dan untuk memantau efektifitas dari pengobatan.
Psikostimulan- metilfenidat (Ritalin), amfetamin sulfat (Benzedrine), dan dekstroamfetamin sulfat (Dexedrine)- dapat memperbaiki rentang perhatian dan konsentrasi anak dengan meningkatkan efek paradoksikal pada kebanyakan anak dan sebagian orang dewasa yang menderita gangguan ini.

F.Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian
a.Kaji riwayat keluarga melalui wawancara atau genogram.
Data yang dapat diperoleh apakah anak tersebut lahir premature, berat badan lahir rendah, penyulit kehamilan lainnya atau ada faktor genetik yang diduga sebagai penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.
b.Kaji riwayat perilaku anak.
1)Riwayat perkembangan, dimana dulu seorang bayi yang gesit, aktif dan banyak menuntut, yang mempunyai tanggapan – tanggapan yang mendalam dan kuat, dengan disertai kesulitan – kesulitan makan dan tidur, kerap kali pada bulan – bulan pertama kehidupannya, sukar untuk menjadi tenang pada waktu akan tidur serta lambat untuk membentuk irama diurnal. Kolik dilaporkan agak umum terjadi pada mereka.
2)Laporan guru tentang permasalahan – permasalahan akademis serta tingkah laku di dalam kelas.

c.Kaji riwayat perinatal
Riwayat perinatal sebaiknya diulas untuk melihat adanya masalah yang berkaitan dengan deficit perhatian misalnya ; asupan alcohol atau obat-obatan selama kehamilan. Masalah kesehatan pada awal masa kanak-kanak yang memiliki relavansi

d.Kaji riwayat masa kanak-kanak
Masalah kesehatan pada awal masa kanak-kanak yang memiliki relevansi khusus seperti ; keracunan makanan, anemia defisiensi zat besi, dan cidera yang sering karena aktivitas berlebih.

e.Kaji riwayat keluarga
Riwayat keluarga dan riwayat social dapat mengidentifikasi factor genetic atau lingkungan yang memiliki kontribusi.

G.Diagnose Keperawatan
1.Gangguan interaksi social berhubungan dengan perilaku yang bersifat sesuka hati, overaktivitas, kurang memperhatikan, perilaku beresiko tinggi ( mencoba menaiki jendela untuk lari dari ibu), tidak dapat menghargai yang dipengaruhi oleh perilaku.
2.Inefektif koping keluarga berhubungan dengan perilaku anak ADHD, masalah membesarkan anak

H.Perencanaan
a.Tujuan umum
Penurunan hiperaktivitas dan perilaku mengganggu
b.Tujuan khusus
1.Perhatian menjadi membaik
2.Penurunan frekuensi aktifitas
3.Mengugkapkan rasa frustasi dalam mencoba membesarkan anak dengan ADHD
4. mengenali metode positif dari interaksi dan memberikan support kepada anak dan keluarga dalam membina hubungan baik demi tumbuh kembang anak.

I.sesuka hati, overaktivitas, kurang memperhatikan, perilaku beresiko tinggi ( mencoba menaiki jendela untuk lari dari ibu), tidak dapat menghargai yang dipengaruhi oleh perilaku
Intervensi :
1) Didik dan ajarkan ibu tentang ADHD
2) Pantau keteraturan jadwal penggunaan obat
3) Pastikan penggunaan keefektifan pengobatan
4) Kolaborasi dalam pemberian obat stimulant
a.Dapat mengerti lebih baik dan membantu memastikan kepada orang tua dan guru dalam salah mengartikan bahwa anak dengan ADHD adalah pembuat masalah
b.Pemenuhan yang tidak teratur dapat memberikan kontribusi dengan menjadikan kegagaln dalam pengobatan
c.Obat stimulant dapat meberikan efek peningkatan nafsu makan, tidur.
d.Mempengaruhi fungsi neurotransmitter system saraf pusat

Evaluasi
1) Penurunan hiperaktivitas, penurunan perilaku mengganggu di dalam kelas.
2) Perhatian menjadi lebih baik
3) Penurunan perilaku yang bersifat sesuka hati menurut keluarga dan guru
4) Perbaikan interpretasi dari motivasi dan perilaku yang lainnya.

2. Dx :Inefektif koping keluarga berhubungan dengan perilaku anak ADHD, masalah membesarkan anak
Intervensi :
1) Kaji perasaan dan keputusasaan orang tua dalam mengasuh
2) Identifikasi masalah yang yang terjadi.
3) Ajak ibu dan keluarga untuk mengikuti komunitas pusat kesehatan mental.
4) Berikan kontak dengan sekolah untuk berkolaborasi dengan ibu.
a)Membantu keluarga mengungkapkan perasaannya.
b)Mengidentifikasi masalah sehingga membantu dalam meformulasikan strategi pemecahan masalah
c)Memberikan pelatihan kepada keluarga bahwa pemberian reward dapat lebih efektif menurunkan perilaku yang sesuka hati dan perilaku mengganggu pada anak.
d)Untuk memberikan akses keefektifan dari pengobatan dan intervensi lainnya, dan memerlukan feedback dari guru di sekolah.

Evaluasi
1)Setelah dua sesi keluarga mengekspresikan rasa frustasinya, dan memulai hubungan relasi yang baik kepada anak ADHD demi perkembangan tumbuh kembang anak.
2)Setelah mengahdiri kelas dan mengikuti grup pemberi support, keluarga dapat mengubah pola koping dan penurunan rasa frustasi.
3)Keluarga berkolaborasi dan berelasi dengan guru di sekolah.

J.Perencanaan Pemulangan (Discharge Planning) dan Perawatan di Rumah
1)Didik dan bantu orang tua dan anggota keluarganya.
2)Berkolaborasi dengan guru dan libatkan orang tua. Dorong orang tua untuk menjamin bahwa guru dan perawat sekolah mengetahui tentang nama, dosis dan waktu minum obat.
3)Pastikan bahwa anak mendapatkan evalusi dan bimbingan akademik yang diperlukan. Memasukkan anak dalam kelas pendidikan khusus sering kali diperlukan.
4)Pantau kemajuan dan respons anak terhadap pengobatan
5)Rujuk ke spesialis jiwa dan usahakan agar orang tua dapat mengembangkan dan mengimplementasikan rencana perilaku



DAFTAR PUSTAKA


L. Betz, Cecily, A. Sowden, Linda. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Alih  Bahasa Jan Tambayong. Jakarta, EGC, 2002
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian 1. Alih Bahasa Hunardja S. Jakarta, Widya  Medika, 2002
Nelson, Ilmu Pediatri Perkembangan. Alih Bahasa Moelia Radja Siregar. Jakarta,  EGC, 1994
Pilliteri, Adelle, Child Health Nursing Care of The Child and Family.
Philadelphia, Lippincott, 1999

No comments:

Post a Comment