ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KANKER LAMBUNG
ETIOLOGI
Penyebab
dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi sejumlah factor
dihubungkan dengan penyakit tsb. Juga dipercaya bahwa actor exogen dalam
lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil
bagian penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak yang
lama dengan maknan, bahan-bahan makanan sudah dikaitkan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan
konsumsi gram yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dlam diet tinggi
protein telah memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen
seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
Penurunan
kanker lambung di USA
pada decade lalu dipercaya sebagai hasil pendinginn yang meningkat yang
mnyebabkan terjadinya bermacam-macam makanan segar termasuk susu, sayuran,
buah, juice, daging sapid an ikan, dengan penurunan konsumsi makanan yang
diawetkan, garam, rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya bawha pendinginan
dan vit C (dlm buah segar dan sayuran) dapat menghambat nitrokarsinogen.
Factor
genetic mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker lambung. Frekuensi
lebih besar timbul pada individu dgn gol.darah A. Riwayat klg meningkatkan
resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung
mempunyai riwayat keluarga.
PATOFISIOLOGI
Beberapa
factor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin yaitu polip, anemia
pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung.
Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker
lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dgn ulkus lambung dan
tidak ditemukan ada bersaman dgn ulkus lambunh dan tidak ditemukan pada
pemeriksaan diagnostic awal.
Kanker
lambung adalah adenokarsinoma yang muncul plg sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi
sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen ddg lambung. Tumor mungkin
menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum.
Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan kantong tidak dapat
meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yg sempit, tetapi hal ini
tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar u/
membedakan dari polip benigna pada X-ray.
Kanker
lambung mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya
melibatkan prmukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini
jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain
itu menginvasi struktur local seperti bag.bawah dari esophagus, pancreas, kolon
transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan
lambung.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Masalah
lingkungan dan nutrisi dpt mempengaruhi perkembangan dari kanker lambung. Makan
makanan tinggi nitrat dan nitrit makanan yg telah diasinkan, tidak adanya
makanan segar dan jumlah vit C, A dan E yg kurang dalam diet, tampaknya
meningkatkan insiden tumor lambung. Perokok dan pengguna alcohol b/d
perkembangan dari penyakit ini. Pekerja” dalam industri tertentu juga mengalami
kejadian kanker lambung yg tinggi. Pekerjaan ini meliputi pabrik nikel,
penambangan batu bara, pengolahan tembaga dan karet, asbestos. Status ekonomi
yang rendah merupakan status factor resiko yg nyata yg mungkin dapat menjelaskan
pengaruh pekerjaan dan makanan. Ras dan usia juga merupakan actor resiko.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala
awal dari kanker lambung sering tidak nyata karena kebanyakan tumor ini
dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ggn fungsi lambung. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yg hilang dgn antasida dapat
menyerupai gejala pd pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen,
konstipasi, anemia dan mual serta muntah.
PENGKAJIAN
Perawat
mendapatkan riwayat diet dari pasien yg mengfokuskan pada isu seperti masukan
tinggi makanan asap atau diasinkan dan masukan buah dan sayuran yg rendah.
Apakah pasien mengalami penurunan BB, jika ya seberapa banyak.
Apakah pasien
perokok? Jika ya seberapa banyak sehari dan berapa lam? Apakah pasien
mengeluhkan ketidaknyamanan lambung selama atau setelah merokok? Apakah pasien
minum alcohol? Jika ya seberapa banyak?
Perawat
menanyakan pada pasien bila ada riwayat kleuarga ttg kanker. Bila demikian
anggota klg dekat atau langsung atau kerabat jauh yg terkena? Apakah status
perkawinan pasien? Adakah seseorang yg dapat memberikan dukungan emosional?
Selama
pemeriksaan fisik ini dimungkinkan untuk melakukan palpasi massa. Perawat harus mengobservasi adanya
ansites. Organ diperiksa untuk nyeri tekan atau massa. Nyeri biasanya gejala yg lambat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. yeri b/d adanya sel epitel abnormal
Tujuan :
mengurangi nyeri
Intervensi :
·
Kaji karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan;
lokasi, kualitas rekuensi, durasi,dsb
Rasional: dasar untuk mengkaji perubahan Timgkat nyeri
dan mengevaluasi intervensi
·
Tenangkan pasien bahwa anda mengetahui bahwa
nyeri yg dirasakan adalah nyata dan bahwa anda kan membantu pasien dlm mengurangi nyeri tsb
Rasional: rasa takut dpt meningkatkan ansietas dan
mengurangi toleransi nyeri
·
Berikan analgesik untuk meningkatkan peredaran
nyeri optimal dalam batas resep dokter
Rasional: cenderung > efektif ketika diberikan dini
pd siklus nyeri
·
Ajarkan pasien strategi baru untuk meredakan
nyeri dan ketidaknyamnan ; distraksi, imajinasi, relaksasi, stimulasi kutan,
dsb
Rasional: meningkatkan strategi pereda nyeri alternative
secara tepat.
·
Kolaborasi dgn pasien, dokter dan tim kep. Lain
ketika mengubaha penatalaksanaan nyeri diperlukan
2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan
b/d anoreksia
Intervensi:
·
Ajarkan pasien hal-hal sbb : hindari pandangan,
bau, bunyi-bunyi yg tidak menyenangkan didalam lingkungan selama waktu makan
Rasional: anoreksia dpt distimulasi atau ditigkatkan dgn stimuli noksius
·
Sarankan makan yg disukai dan yg ditoleransi dgn
baik oleh pasien, lebih baik lagi makanan dgn kandungan tinggi kalori/protein.
Hormati kesukaan makanan berdasarkan etnik
Rasional: makanan kesukaan yg dioleransi dgn baik dan tinggi kandungan
kalori serta proteinnya akan mempertahankan status nutrisi selama periode
kebutuhan metabolic yg meningkat
·
Berikan dorongan masukan cairan yg adekuat,
tetapi batasi cairan pd waktu makan
Rasional: tingkat cairan diperlukan u/ menghilangkan produk sampah dan
mencegah dehidrasi. Meningkatkan kadar cairan bersama makanan dpt mengarah pada
keadaan kenyang
·
Pertimbangkan makanan dingin, jika diinginkan
Rasional: makanan dingin tinggi kandungan protein sering lebih dpt ditoleransi
dgn baik dan tidak berbau dibanding makanan yg panas
·
Kolaboratif pemberian diet cair komersial dgn
cara pemberian makan enteral mll selang, diet makanan elemental/makanan yg
diblender mll selang makan silastik ssi indikasi
Rasional: pemberian makanan mll selang mungkin diperlukan pd pasien yg
sangat lemah yg sist.gastrointestinalnya masih berfungsi.
3. Berduka b/d diagnosisi Ca
Tujuan : dapat
melewati proses berduka dgn baik
Intervensi :
·
Dorong pengungkapan ketakutan, kekhawatiran,
pertanyaan” mengenai penyakit, pengobatan dan implikasinya dimasa mendatang
Rasional: dasar pengetahuan yg akurat dan meningkat akn mengurangi
ansietas dan meluruskan miskonsepsi
·
Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien
dan keluarga dalam keputusan perawatan dan pengobatan
Rasional: partisipasi aktif akan mempertahankan kemandirian dan control
pasien
·
Kunjungi klg dgn serin u/ menetapkan dan
memelihara hubungan dan kedekatan fisik
Rasional: meningkatkan rasa saling percaya dan keamanan serta mengurangi
perasaan takut dan disisolasi
·
Berikan dorongan ventilasi perasan” negative,
termasuk marah dan bermusuhan yg meluap-meluap, didalam batasan yg dapat
diterima
Rasional: untuk ekspresi emosional tanpa kehilangan harga diri
·
Sisihkan waktu u/ periode menangis dan
mengekspresikan kesedihan
Rasional: perasaan ini diperlukan u/ terjadinya perpisahan dan
kerenggangan
4. Ansietas b/d penyakit dan pengobatan yg
diantisipasi
Tujuan :
mnurunkan ansietas
Intervensi :
·
Berikan lingk. yg rileks dan tidak mengancam
Rasional: pasien dpt mengekspresikan rasa takut, masalah, dan kemungkinan
rasa marah akibat diagnosisi dan prognosisi
·
Berikan dorongan partisipasi akif dari pasien
dan klgnya dlm keputusan perawatan dan pengobatan
Rasional: untuk mempertahankan kemandirian dan control pasien
·
Anjurkan pasien mendiskusikan persaan pribadi
dgn org pendukung misalnya rohaniawan bila diinginkan
Rasional: menfasilitasi proses berduka dan perawatan spiritual
5. Kekurangan vol cairan b/d syok/hemoragi
Tujuan : tidak
mengalami kekurangan volume cairan
Intervensi:
·
Pantau terhadap tanda-tanda hemoragi
·
Obsevasi aspirasi lambung terhadapbukti adanya
darah
·
Observasi garis jahitan terhadap adanya
perdarahan
·
Berikan produk darah sesuai program
Rasional: penurunan vol darah sikulasi dapat
menimbulkan syok hipovolemik
·
Kaji klien tehadap tanda-tanda syok
·
Evaluasi drainase dari balutan dan penampung
drainase
·
Evaluasi TD, nadi dan frek.pernapasan
6. Resiko infeksi
b/d insisi bedah
Tujuan : bebas
dari infeksi
Intervensi :
·
Kaji luka terhadap tanda dan gejala infeksi seperti
kemerahan, bengkak, demam, drainase purulen, nyeri tekan
Rasional: luka harus bersih, beberapa drainase seroanguinosa dpt terjadi
dlm 24 jam pertama dan kemudian berkurang
·
Kaji abdomen terhadap tanda peritonitis, nyeri
tekan, kekakuan, distensi
Rasional: peritonitis dapat terjadi sekunder akibat bedah lambung
·
Berikan antibiotic profilaktik sesuai program
Rasional: antibiotic sering diberikan pd klien setelah bedah abdomen
untuk mencegah infeksi.
Nice..
ReplyDelete