SELAMAT DATANG DI BLOG ASUHAN KEPERAWATAN SEMOGA BERMANFAATKADEK WAHYU ADI PUTRAASUHAN KEPERAWATAN GRATIS

Sunday 4 November 2012

ASKEP KANKER KANDUNG KEMIH



KANKER KANDUNG KEMIH

PENDAHULUAN
Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10% adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih. Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi kandung kemih. Adapun yang berperan dalam maslah ini adalah sel basal, sel intermediate, sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan distensi atau tidak.

FAKTOR RESIKO
Factor resiko untuk kanker kemih mencakup karsinogen dalam lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit, tinta atau cat. Factor resiko lainnya adalah infeksi bakteri kambuhan atau kronis pada saluran kemih dan kebiasan merokok. Ca kandung kemih dua kali lebih banyak menyerang perokok daripada yang bukan perokok. Disamping itu, terdapat kemungkinan hubungan antara kebiasaan minum kopi dan Ca kandung kemih. Skistasambrosisi kronik (infeksi parasit yang mengiritasi kandung kemih) juga merupakan factor resiko. Kanker yang tumbuh dari kelenjar prostate, kolon serta rectum pada laki-laki dan dari traktus ginkologis bawah pada wanita dapat bermetastase di kandung kemih.

MANIFESTASI KLINIS
Tumor ini biasanya muncul dari basic vesica urinaria dan meliputi urivisium eretra serta kolumna vesica urinaria. Hematuria berat dan tanpa nyeri adalah gejala kandug kemih yang paling sering ditemukan. ISK merupakan komplikasi yang lazim terjadi dan menyebabkan gejala berkemih yang sering, urgensi dan disuria. Namun demikian, setiap perubahan pada urinasi didaerah panggul atau punggung dapat terjadi pada metastasis kanker tersebut.


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kmih dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada daerah yang dicurigai.

PENATALAKSANAAN
Factor-faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan mliputi jenis tumor, kedalam invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Factor-faktor tersebut penting dalam rencana perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan vulgrasi digunakan pada karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil. Karena kecepatan kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi mungkin dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang telah digunakan untuk pengobatan intravesikal. Terapi laser juga sebuah terapi yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi kandung kemih segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak kandung kemih atau dinding laterala atau untuk adenokarsinoma.
Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan pada seorang wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi urinarius setelah sistektomi dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen ileum untuk membentuk sebuah salauran antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan eksternal.
Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan tunggal, untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti yang telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut.



KOMPLIKASI
Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan daerah metastase penyakit.



ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Ø  Manifestasi klinis
  • Hematuria
  • Frekuensi berkemih
  • Disuria
Ø  Pemeriksaan diagnostic
·        Sitologi urine — sel kanker
·        Cuci kandung kemih — sel kanker
·        Aliran sitometri urine — ploidi DNA
·        Pielogram intravena (IVP) — evaluasi traktus urinarius atas & pengisian kandung kemih
·        Sitoskopi — melihat bagiandalam organ
·        Biopsy
·        Ultrasound transurethral — luasnya penyakit
·        CT-Scan — identifikasi nodus limfe regional dan metastase pulmonal
·        MRI — luas tumor dan terkenanya nodus limfe

DIAGNOSA KEPERAWATAN & INTERVENSI
1. Perubahan eliminasi urine dan kerusakan integritas kulit R/T pembuatan saluran luar abdominal untuk urine.
Kriteria Evaluasi : berpartisipasi dalam aktivitas yang b/d perawatan ileostomi
Intervensi perawatan Ostomi :
·        Pasang alat ostomi yan tepat ukuran
Rasional: mencegah iritasi pada kulit daerah sekitar ostomi
·        Bantu pasien melakukan perawatan ostomi secara mandiri
Rasional: mengembangkan teknik yang benar
·        Pantau proses penyembuhan luka insisi pada ostomi
Rasional: mengembangkan intervensi dini terhadap kemungkinan komplikasi
·        Anjurkan klien mengunjungi seseorang yang telah mengalami ostomi
Rasional: menurunkan nasietas dan ketakutan thd kemampuan beradaptasi
·        Ganti kantung ostomi sesuai kebutuhan
Rasional: memberi kesempatan dan penguatan terhadap prosedur mengganti kantong & mengevaluasi stoma

2. Resiko infeksi R/T pembedahan unuk eliminasi urine
Kriteria Evaluasi : tidak ada infeksi pada saluran kemih
Intervensi :
·        Gunakan sabun antimicrobial untuk cuci tangan
Rasional: mencegah transmisi organisme
·        Pertahankan intake cairan adekuat
Rasional: meningkatkan aliran urine
·        Ajarkan klien cuci tangan
Rasional: memberikan informai ttg personal hygiene
·        Ajarkan klien tentang gejala dan tanda infeksi serta anjurkan untuk melaporkannya
Rasional: memberikan info untuk meningkatkan kepatuhan
·        Ajarkan klien dan keluarga untuk sering mengalirkan kantong untuk mencegah refluks
Rasional: dapat mencegah infeksi

3. Kurang pengetahuan R/T kemoterapi dan imunoterapi
Kriteria Evaluasi : klien mengungkapkan jadwal pengobatan & tujuannya
Intervensi :
·        Ajarkan klien dan klg prosedur dan tujuan terapi
Rasional: meningkatkan pemahaman dan menurunkan ansietas
·        Gunakan teknik steril dalam kateterisasi
Rasional: mencegah infeksi
·        Instruksikan klien untuk berkemih sebelum obat dimasukkan
Rasional: meningkatkan retensi obat
·        Instruksikan untuk selalu mengubah posisi
Rasional: meningkatkan lapisan bagian dalm k.kemih dengan obat-obatan
·        Instruksikan untuk menunggu berkemih selama beberapa jam
Rasional: memberikan kontak yang besar dari obat dgn permukan k.kemih
·        Instruksikan klien untuk toileting dengan hati-hati
Rasional: mencegah pemajanan pada kemoterapi &imunoterapi yg dikeluarkan melalui urine

4. Gangguan citra tubuh R/Y diversi urinarius
Kriteria Evaluasi : citra diri meningkat, terpelihara dan terjaga
Intervensi :
·        Anjurkan klien utnuk mengungkapkan perasaan mengenai ostomi dan Ca kandung kemih dan dampak yg diharapkan pada gaya hidup
Rasional: meningkatkan integrasi dari perubahan ke dalam gaya tubuh
·        Evaluasi perasaan klien mengenai diversi urinarius & efeknya, identitas seksual, hubungan dan citra diri
Rasional: sebagai data untuk merumuskan rencana askep
·        Bantu untuk memisahkan penampilan fisik dan perasaan kesehatan
Rasional: meningkatkan citra diri
·        Berikan kesempatan untuk berduka atas kehilangan fx k.kemih
Rasional: memberi waktu untuk mengatasi kehilangan
·        Izinkan klien untuk ventilasi emosi seperti marah dan rasa bersalah
Rasional: meningkatkan koping
·        Pantau apakah klien dapat melihat ostominya
Rasional: ketidakmampuan memandang ostominya mengindikasikan kesulitan koping.



No comments:

Post a Comment