SELAMAT DATANG DI BLOG ASUHAN KEPERAWATAN SEMOGA BERMANFAATKADEK WAHYU ADI PUTRAASUHAN KEPERAWATAN GRATIS

Thursday 1 November 2012

ASKEP PLEURITIS



RADANG PLEURA (PLEURITIS)
1.      Definisi
Pleurisy adalah peradangan dari lapisan sekeliling paru-paru (pleura). Ada dua pleura: satu yang melindungi paru (diistilahkan visceral pleura) dan yang lain melindungi dinding bagian dalam dari dada (parietal pleura). Dua lapisan-lapisan ini dilumasi oleh cairan pleural.
Pleurisy seringkali dihubungkan dengan akumulasi dari cairan ekstra dalam ruang antara dua lapisan dari pleura. Cairan ini dirujuk sebagai pleural effusion. Pleurisy juga dirujuk sebagai pleuritis.
Serat-serat nyeri dari paru berlokasi pada pleura. Ketika jaringan ini meradang, itu berakibat pada nyeri yang tajam pada dada yang memburuk dengan napas, atau pleurisy. Gejala-gejala lain dari pleurisy dapat termasuk batuk, kepekaan dada, dan sesak napas.
2.      Etiologi
Pleurisy dapat disebabkan oleh apa saja dari kondisi-kondisi berikut:
a.       Infeksi-Infeksi: bakteri-bakteri (termasuk yang menyebabkan tuberculosis), jamur-jamnur, parasit-parasit, atau virus-virus
b.      Kimia-Kimia Yang Terhisap Atau Senyawa-Senyawa Beracun: paparan pada beberapa agen-agen perbersih seperti ammonia
c.       Penyakit-Penyakit Vaskular Kolagen: lupus, rheumatoid arthritis
d.      Kanker-Kanker: contohnya, penyebaran dari kanker paru atau kanker payudara ke pleura
e.       Tumor-Tumor Dari Pleura: mesothelioma atau sarcoma
f.        Kemacetan: gagal jantung
g.       Pulmonary embolism: bekuan darah didalam pembuluh-pembuluh darah ke paru-paru. Bekuan-bekuan ini adakalanya dengan parah mengurangi darah dan oksigen ke bagian-bagian dari paru dan dapat berakibat pada kematian pada bagian itu dari jaringan paru (diistilahkan lung infarction). Ini juga dapat menyebabkan pleurisy.
h.       Rintangan dari Kanal-Kanal Limfa: sebagai akibat dari tumor-tumor paru yang berlokasi secara central
i.         Trauma: patah-patahan rusuk atau iritasi dari tabung-tabung dada yang digunakan untuk mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleural pada dada
j.        Obat-Obat Tertentu: obat-obat yang dapat menyebabkan sindrom-sindrom seperti lupus (seperti Hydralazine, Procan, Dilantin, dan lain-lainnya)
k.      Proses-proses Perut: seperti pankreatitis, sirosis hati
l.         Lung infarction: kematian jaringan paru yang disebabkan oleh kekurangan oksigen dari suplai darah yang buruk
3.      Tanda dan Gejala
Tanda perubahan proses pernafasan yang intensitasnya tergantung pada beratnya proses radang. Pada yang berlangsung subakut proses radang biasanya dibarengi dengan empiema serta mengakibatkan layuhnya sebagian paru-paru, hingga pernafasan akan mengalami kesulitan (dispnoea). Biasanya pernafasan bersifat cepat dan dangkal. Pada yang berlangsung akut penderita mengalami kesakitan waktu bernafas hingga pernafasan jadi dangkal, cepat serta bersifat abdominal.
Gejala-Gejala Pleurisy
-   Nyeri pada dada yang diperburuk oleh bernapas
-   Sesak Napas
-   Perasaan "ditikam"
Gejala yang paling umum dari pleurisy adalah nyeri yang umumnya diperburuk oleh penghisapan (menarik napas). Meskipun paru-paru sendiri tidak mengandung syaraf-syaraf nyeri apa saja, pleura mengandung berlimpah-limpah ujung-ujung syaraf. Ketika cairan ekstra berakumulasi dalam ruang antara lapisan-lapisan dari pleura, nyeri biasanya dalam bentuk pleurisy yang kurang parah. Dengan jumlah-jumlah akumulasi cairan yang sangat besar, ekspansi dari paru-paru dapat dibatasi, dan sesak napas dapat memburuk.
4.      Patofisiologi
Paru terlindung dari infeksi melalui beberapa mekanisme : filtrasi partikel di hidung, pencegahan aspirasi  dengan refleks epiglotis, ekspulsi benda asing melalui refleks batuk, pembersihan ke arah kranial oleh mukosilier, fagositosis kuman oleh makrofag alveolar, netralisasi kuman oleh substansi imun lokal dan drainase melalui sistem limfatik. Faktor predisposisi pneumonia : aspirasi, gangguan imun, septisemia, malnutrisi, campak, pertusis, penyakit jantung bawaan, gangguan neuromuskular, kontaminasi perinatal dan gangguan klirens mukus/sekresi seperti pada fibrosis kistik , benda asing atau disfungsi silier.
Mikroorganisme mencapai paru melalui jalan nafas, aliran darah, aspirasi benda asing, transplasental atau selama persalinan pada neonatus. Umumnya pneumonia terjadi akibat inhalasi atau aspirasi mikroorganisme, sebagian kecil terjadi melalui aliran darah (hematogen). Secara klinis sulit membedakan pneumonia bakteri dan virus. Bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia tersering pada bayi dan anak kecil. Pneumonia lobaris lebih sering ditemukan dengan meningkatnya umur. Pada pneumonia yang berat bisa terjadi hipoksemia, hiperkapnea, asidosis respiratorik, asidosis metabolik dan gagal nafas.
5.      Terapi
External splinting dari dinding dada dan obat nyeri dapat mengurangi nyeri dari pleurisy. Perawatan dari penyakit yang mendasarinya, tentu saja, akhirnya membebaskan pleurisy. Contohnya, jika kondisi jantung, paru, atau ginjal hadir, ia dirawat. Pengangkatan cairan dari rongga dada (thoracentesis) dapat menghilangkan nyeri dan sesak napas. Adakalanya pengangkatan cairan dapat membuat pleurisy memburuk sementara karena sekarang dua permukaan pleural yang meradang dapat menggosok secara langsung pada satu sama lainnya dengan setaip pernapasan.
Jika cairan pleural menunjukan tanda-tanda infeksi, perawatan yang tepat melibatkan antibiotik-antibiotik dan pengaliran dari cairan. Jika ada nanah didalam ruang pleural, tabung pengaliran dada harus dimasukan. Prosedur ini melibatkan penempatan tabung didalam dada dibawah pembiusan total. Tabung kemudian disambungkan ke ruang yang disegel yang dihubungkan ke alat pengisapan dalam rangka untuk menciptakan lingkungan tekanan negatif. Pada kasus-kasus yang berat, dimana ada jumlah-jumlah yang besar dari nanah dan jaringan parut (adhesions), ada keperluan untuk "decortication". Prosedur ini melibatkan pemeriksaan ruang pleural dibawah pembiusan dengan scope khusus (thoracoscope). Melalui alat seperti pipa, jaringan parut, nanah, dan puing-puing dapat diangkat. Adakalanya, prosedur operasi terbuka (thoracotomy) diperlukan untuk kasus-kasus yang menyulitkan.
Pada kasus-kasus dari pleural effusion yang berakibat dari kanker, cairan seringkali berakumulasi kembali. Pada tatacara ini, prosedur yang disebut pleurodesis digunakan. Prosedur ini memerlukan menanamkan iritan, seperti bleomycin, tetracycline, atau bedak talc, didalam ruang antara lapisan-lapisan pleural dalam rangka menciptakan peradangan. Peradangan ini, pada gilirannya, akan melekatkan dua pleura bersama ketika luka parut berkembang. Prosedur ini dengan demikian melenyapkan ruang antara pleura dan mencegah akumulasi kembali dari cairan.
6.      Diagnosis
Nyeri dari pleurisy adalah sangat khusus. Nyerinya di dada dan biasanya tajam dan diperburuk oleh bernapas. Bagaimanapun, nyerinya dapat dikacaukan dengan nyeri dari:
-   Peradangan sekitar jantung (pericarditis)
-   Serangan jantung (myocardial infarction)
-   Kebocoran udara didalam dada (pneumothorax)
Untuk membuat diagnosis dari pleurisy, dokter memeriksa dada pada area nyeri dan seringkali dapat mendegar (dengan stethoscope) friksi (gesekan) yang dihasilkan oleh gosokan dari dua lapisan pleura yang meradang dengan setaip pernapasan. Bunyi yang dihasilkan oleh suara ini diistilahkan sebagai pleural friction rub. (Berlawanan dengannya, friksi dari gosokan yang terdengar dengan pericarditis adalah serempak dengan denyut jantung dan tidak berubah dengan pernapasan). Dengan jumlah-jumlah yang besar dari akumulasi cairan pleural, disana mungkin ada suara-suara pernapasan yang berkurang (suara-suara pernapasan yang kurang didengar melalui stethoscope) dan dada bunyinya tumpul ketika dokter mengetuk diatasnya (ketumpulan atas ketukan).
X-ray dada pada posisi tegak lurus dan ketika berbaring pada sisi adalah alat yang akurat dalam mendiagnosa jumlah-jumlah yang kecil dari cairan dalam ruang pleural. Adalah mungkin untuk memperkirakan jumlah dari cairan ynag terkumpul dengan penemuan-penemuan pada x-ray. (Adakalaya, sebanyak 4-5 liter cairan dapat berakumulasi didalam ruang pleural).
Ultrasound adalah juga metode yang sensitif untuk mendeteksi kehadiran cairan pleural. CT scan dapat sangat bermanfaat dalam mendeteksi kantong-kantong yang terjebak dari cairan pleural serta dalam menentukan sifat dari jaringan-jaringan yang mengelilingi area.
Pengangkatan cairan pleural dengan suntikan (penyedotan) adalah penting dalam mendiagnosa penyebab dari pleurisy. Warna, konsistensi, dan kejernihan dari cairan dianalisa dalam laboratorium. Analisa cairan didefinisikan sebagai "exudate" (tinggi dalam protein, rendah dalam gula, tinggi dalam enzim LDH, dan tinggi dalam jumlah sel putih; karakteristik dari proses peradangan) atau "transudate" (mengandung tingkat-tingkat yang normal dari kimia-kimia tubuh ini). Penyebab-penyebab dari cairan exudate termasuk infeksi-infeksi (seperti pneumonia), kanker, tuberculosis, dan penyakit-penyakit collagen (seperti rheumatoid arthritis dan lupus). Penyebab-penyebab dari cairan transudate adalah gagal jantung kongesti dan penyakit-penyakit hati dan ginjal. Pulmonary emboli dapat menyebabkan salah satu dari transudates atau exudates pada ruang pleural.
Cairan juga dapat diuji untuk kehadiran dari organisme-organisme infeksius dan sel-sel kanker. Pada beberapa kasus-kasus, potongan kecil dari pleura mungkin diangkat untuk studi mikroskopik (dibiopsi) jika ada kecurigaan dari tuberculosis (TB) atau kanker.
7.      Komplikasi
-   Efusi pleura/ empiema
-   Pneumotoraks
-   Piopneumotoraks
-   Abses paru
-   Gagal nafas
8.      Pencegahan
Pleurisy dapat dicegah, tergantung pada penyebabnya. Contohnya, intervensi dini dalam merawat pneumonia mungkin mencegah akumulasi dari cairan pleural. Pada kasus dari penyakit jantung, paru, atau ginjal, manajemen dari penyakit yang mendasarinya dapat membantu mencegah akumulasi cairan.
9.      Asuhan Keperawatan
a.       Pengkajian
1.      Pengkajian Primer
-   Jalan Udara
1.      Bagaimana kepatenan jalan nafas
2.      Apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas?
3.      Bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan? 
-   Pernafasan
1.      Bagaimana pola nafasnya ? Frekuensinya? Kedalaman dan iramanya?
2.      Apakah menggunakan otot bantu pernafasan?
3.      Apakah ada bunyi nafas tambahan?
-   Circulation
1.      Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan)
2.      Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri?
3.      Apakah ada penurunan kesadaran?
4.      Bagaimana tanda-tanda vitalnya ? T, S, N, RR, HR? 
2.      Pengkajian Sekunder
Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri dada (koroner):
a.       Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari sternal menjalar ke leher, dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna)
b.      Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik/rasa terbakar, dan lain-lain
c.       Ciri rasa nyeri
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu.
d.      Kronologis nyeri
Awal timbul nyeri serta perkembangannya secara berurutan
e.       Keadaan pada waktu serangan
Apakah timbul pada saat-saat / kondisi tertentu
f.        Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap/posisi tubuh, pergerakan, tekanan, dll.
g.       Gejala lain yang mungkin ada atau tidaknya hubungan dengan nyeri dada.
b.      Diagnosa Keperawatan
-   Perubahan kenyamanan nyeri (nyeri akut) b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri, inflamasi jaringan
-   Perubahan perfusi jaringan (otot jantung) b.d penurunan aliran darah
-   Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan metabolisme jaringan
c.       Intervensi Keperawatan
Prinsip-prinsip Tindakan :
a.       Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler / semi fowler
b.      Melakukan EKG 12 lead kalau perlu 24 lead
c.       Mengobservasi tanda-tanda vital
d.      Kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik, penenang, nitrogliserin, Calcium antagonis dan observasi efek samping obat.
e.       Memasang infus dan memberi ketenangan pada klien
f.        Mengambil sampel darah
g.       Mengurangi rangsang lingkungan
h.       Bersikap tenang dalam bekerja
i.         Mengobservasi tanda-tanda komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, N, Anamnesa dan pemeriksaan Jasmani Sistem Kardiovaskuler dalam IPD Jilid I, Jakarta: FKUI, 1999.
Doenges, Marilynn E,Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC, 2000.
Himawan, Buku Kuliah Gangguan Sistem Kardiovaskuler,1994.
Hudak&Gallo, Keperawatan Kritis cetakan I, Jakarta : EGC, 1995

No comments:

Post a Comment