SELAMAT DATANG DI BLOG ASUHAN KEPERAWATAN SEMOGA BERMANFAATKADEK WAHYU ADI PUTRAASUHAN KEPERAWATAN GRATIS

Sunday 4 November 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER LAMBUNG



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER LAMBUNG

ETIOLOGI
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi sejumlah factor dihubungkan dengan penyakit tsb. Juga dipercaya bahwa actor exogen dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak yang lama dengan maknan, bahan-bahan makanan sudah dikaitkan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dlam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
Penurunan kanker lambung di USA pada decade lalu dipercaya sebagai hasil pendinginn yang meningkat yang mnyebabkan terjadinya bermacam-macam makanan segar termasuk susu, sayuran, buah, juice, daging sapid an ikan, dengan penurunan konsumsi makanan yang diawetkan, garam, rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya bawha pendinginan dan vit C (dlm buah segar dan sayuran) dapat menghambat nitrokarsinogen.
Factor genetic mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu dgn gol.darah A. Riwayat klg meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga.

PATOFISIOLOGI
Beberapa factor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin yaitu polip, anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dgn ulkus lambung dan tidak ditemukan ada bersaman dgn ulkus lambunh dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostic awal.
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul plg sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen ddg lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yg sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar u/ membedakan dari polip benigna pada X-ray.
Kanker lambung mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya melibatkan prmukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur local seperti bag.bawah dari esophagus, pancreas, kolon transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.

FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Masalah lingkungan dan nutrisi dpt mempengaruhi perkembangan dari kanker lambung. Makan makanan tinggi nitrat dan nitrit makanan yg telah diasinkan, tidak adanya makanan segar dan jumlah vit C, A dan E yg kurang dalam diet, tampaknya meningkatkan insiden tumor lambung. Perokok dan pengguna alcohol b/d perkembangan dari penyakit ini. Pekerja” dalam industri tertentu juga mengalami kejadian kanker lambung yg tinggi. Pekerjaan ini meliputi pabrik nikel, penambangan batu bara, pengolahan tembaga dan karet, asbestos. Status ekonomi yang rendah merupakan status factor resiko yg nyata yg mungkin dapat menjelaskan pengaruh pekerjaan dan makanan. Ras dan usia juga merupakan actor resiko.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak nyata karena kebanyakan tumor ini dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ggn fungsi lambung. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yg hilang dgn antasida dapat menyerupai gejala pd pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah.

PENGKAJIAN
Perawat mendapatkan riwayat diet dari pasien yg mengfokuskan pada isu seperti masukan tinggi makanan asap atau diasinkan dan masukan buah dan sayuran yg rendah. Apakah pasien mengalami penurunan BB, jika ya seberapa banyak.
Apakah pasien perokok? Jika ya seberapa banyak sehari dan berapa lam? Apakah pasien mengeluhkan ketidaknyamanan lambung selama atau setelah merokok? Apakah pasien minum alcohol? Jika ya seberapa banyak?
Perawat menanyakan pada pasien bila ada riwayat kleuarga ttg kanker. Bila demikian anggota klg dekat atau langsung atau kerabat jauh yg terkena? Apakah status perkawinan pasien? Adakah seseorang yg dapat memberikan dukungan emosional?
Selama pemeriksaan fisik ini dimungkinkan untuk melakukan palpasi massa. Perawat harus mengobservasi adanya ansites. Organ diperiksa untuk nyeri tekan atau massa. Nyeri biasanya gejala yg lambat.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. yeri b/d adanya sel epitel abnormal
Tujuan : mengurangi nyeri
Intervensi :
·        Kaji karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan; lokasi, kualitas rekuensi, durasi,dsb
Rasional: dasar untuk mengkaji perubahan Timgkat nyeri dan mengevaluasi intervensi
·        Tenangkan pasien bahwa anda mengetahui bahwa nyeri yg dirasakan adalah nyata dan bahwa anda kan membantu pasien dlm mengurangi nyeri tsb
Rasional: rasa takut dpt meningkatkan ansietas dan mengurangi toleransi nyeri
·        Berikan analgesik untuk meningkatkan peredaran nyeri optimal dalam batas resep dokter
Rasional: cenderung > efektif ketika diberikan dini pd siklus nyeri
·        Ajarkan pasien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamnan ; distraksi, imajinasi, relaksasi, stimulasi kutan, dsb
Rasional: meningkatkan strategi pereda nyeri alternative secara tepat.
·        Kolaborasi dgn pasien, dokter dan tim kep. Lain ketika mengubaha penatalaksanaan nyeri diperlukan

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan b/d anoreksia
Intervensi:
·        Ajarkan pasien hal-hal sbb : hindari pandangan, bau, bunyi-bunyi yg tidak menyenangkan didalam lingkungan selama waktu makan
Rasional: anoreksia dpt distimulasi atau ditigkatkan dgn stimuli noksius
·        Sarankan makan yg disukai dan yg ditoleransi dgn baik oleh pasien, lebih baik lagi makanan dgn kandungan tinggi kalori/protein. Hormati kesukaan makanan berdasarkan etnik
Rasional: makanan kesukaan yg dioleransi dgn baik dan tinggi kandungan kalori serta proteinnya akan mempertahankan status nutrisi selama periode kebutuhan metabolic yg meningkat
·        Berikan dorongan masukan cairan yg adekuat, tetapi batasi cairan pd waktu makan
Rasional: tingkat cairan diperlukan u/ menghilangkan produk sampah dan mencegah dehidrasi. Meningkatkan kadar cairan bersama makanan dpt mengarah pada keadaan kenyang
·        Pertimbangkan makanan dingin, jika diinginkan
Rasional: makanan dingin tinggi kandungan protein sering lebih dpt ditoleransi dgn baik dan tidak berbau dibanding makanan yg panas
·        Kolaboratif pemberian diet cair komersial dgn cara pemberian makan enteral mll selang, diet makanan elemental/makanan yg diblender mll selang makan silastik ssi indikasi
Rasional: pemberian makanan mll selang mungkin diperlukan pd pasien yg sangat lemah yg sist.gastrointestinalnya masih berfungsi.

3. Berduka b/d diagnosisi Ca
Tujuan : dapat melewati proses berduka dgn baik
Intervensi :
·        Dorong pengungkapan ketakutan, kekhawatiran, pertanyaan” mengenai penyakit, pengobatan dan implikasinya dimasa mendatang
Rasional: dasar pengetahuan yg akurat dan meningkat akn mengurangi ansietas dan meluruskan miskonsepsi
·        Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga dalam keputusan perawatan dan pengobatan
Rasional: partisipasi aktif akan mempertahankan kemandirian dan control pasien
·        Kunjungi klg dgn serin u/ menetapkan dan memelihara hubungan dan kedekatan fisik
Rasional: meningkatkan rasa saling percaya dan keamanan serta mengurangi perasaan takut dan disisolasi
·        Berikan dorongan ventilasi perasan” negative, termasuk marah dan bermusuhan yg meluap-meluap, didalam batasan yg dapat diterima
Rasional: untuk ekspresi emosional tanpa kehilangan harga diri
·        Sisihkan waktu u/ periode menangis dan mengekspresikan kesedihan
Rasional: perasaan ini diperlukan u/ terjadinya perpisahan dan kerenggangan

4. Ansietas b/d penyakit dan pengobatan yg diantisipasi
Tujuan : mnurunkan ansietas
Intervensi :
·        Berikan lingk. yg rileks dan tidak mengancam
Rasional: pasien dpt mengekspresikan rasa takut, masalah, dan kemungkinan rasa marah akibat diagnosisi dan prognosisi
·        Berikan dorongan partisipasi akif dari pasien dan klgnya dlm keputusan perawatan dan pengobatan
Rasional: untuk mempertahankan kemandirian dan control pasien
·        Anjurkan pasien mendiskusikan persaan pribadi dgn org pendukung misalnya rohaniawan bila diinginkan
Rasional: menfasilitasi proses berduka dan perawatan spiritual

5. Kekurangan vol cairan b/d syok/hemoragi
Tujuan : tidak mengalami kekurangan volume cairan
Intervensi:
·        Pantau terhadap tanda-tanda hemoragi
·        Obsevasi aspirasi lambung terhadapbukti adanya darah
·        Observasi garis jahitan terhadap adanya perdarahan
·        Berikan produk darah sesuai program
Rasional: penurunan vol darah sikulasi dapat menimbulkan syok hipovolemik
·        Kaji klien tehadap tanda-tanda syok
·        Evaluasi drainase dari balutan dan penampung drainase
·        Evaluasi TD, nadi dan frek.pernapasan



6. Resiko infeksi b/d insisi bedah
Tujuan : bebas dari infeksi
Intervensi :
·        Kaji luka terhadap tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, bengkak, demam, drainase purulen, nyeri tekan
Rasional: luka harus bersih, beberapa drainase seroanguinosa dpt terjadi dlm 24 jam pertama dan kemudian berkurang
·        Kaji abdomen terhadap tanda peritonitis, nyeri tekan, kekakuan, distensi
Rasional: peritonitis dapat terjadi sekunder akibat bedah lambung
·        Berikan antibiotic profilaktik sesuai program
Rasional: antibiotic sering diberikan pd klien setelah bedah abdomen untuk mencegah infeksi.

1 comment: