ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN “HIPERTIROIDISME”
A. Definisi
Hipertiroid
adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi
hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat
dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter
nodular toksik. (Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)
Hipertiroid
adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid
yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit
graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar
hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan
berbagai bentuk kenker tiroid.
Hypertiroid
adalah suatu kelompok sindrom yang disebabkan karena
adanya peninggian atau peningkatan hormon tiroksin yang tidak terlihat/ bebas dalam darah
adanya peninggian atau peningkatan hormon tiroksin yang tidak terlihat/ bebas dalam darah
Merupakan
suatu respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik karena hormon
yang berlebihan (Tirotoksikosis).
B. Etiologi
Lebih dari 95% kasus
hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang
antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan
Penyebab
hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah
1.
Toksisitas
pada strauma multinudular
2. Adenoma folikular fungsional ,atau
karsinoma(jarang)
3. Adema hipofisis
penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)
Tomor sel benih,missal karsinoma (yang kadang
dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian
tiroid fungsional)
Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun
hashimato)yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada
fase awal
Manisfestasi klinis
Manisfestasi klinis
Pada stadium yang ringan sering
tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70
tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya
hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul
antara lain adalah :
a.
Kecemasan,ansietas,insomnia,dan
tremor halus
b.
Penurunan
berat badan walaupun nafsu makan baik
c.
Intoleransi
panas dan banyak keringat
d.
Papitasi,takikardi,aritmia
jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel
miokardium
e.
Amenorea
dan infertilitas
f.
Kelemahan
otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
g.
Osteoporosis
disertai nyeri tulang
h.
Konsumsi
Yodium Berlebihan
Kelenjar tiroid memakai yodium untuk
membuat hormon tiroid, bila konsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan
hipertiroid. Kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien
memang sudah ada kelainan kelenjar tiroidiodarone (cordarone), suatu obat yang
digunakan untuk gangguan irama jantung, juga mengandung banyak yodium dan bisa
menimbulkan gangguan tiroid
(Price
A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
C. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit
graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar
tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya
beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma
menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini
adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating
Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat.
Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni
selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.
Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa”
mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan
tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang
sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps
saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali
perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi
atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem
kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun
yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
D.
Manifestasi klinis
a.
Apatis
b.
Mudah
lelah
c.
Kelemahan otot
d.
Mual
e.
Muntah
f.
Gemetaran
g.
Kulit lembab
h.
Berat badan turun
i.
Takikardi
j.
Mata
melotot, kedipan mata berkurang
(Smeltzer
C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)
E. Gejala
1) Goiter Pembesaran kelenjar tiroid.
2) Hypertiroidisme yang akan menimbulkan:
a) Cepat lelah.
b) Gemetar.
c) Tak tahan panas.
d) Berkeringat banyak.
e) Kulit lembab, kemerahan, halus.
f) Nafsu makan meningkat.
g) Diare.
h) Palpitasi – takikardia.
i) TD meningkat.
j) Inspirasi rate meningkat.
3) Optalmopati
a) Eksoptalmus (Proptosis).
Disebabkan jaringan orbita dan otot mata diinfiltrasi oleh
limpoit.
b) Pandangan melotot.
c) Gerakan kelopak mata lebih lambat dari bola mata.
d. Pembagian Grave’s disease
1) Penyakit Grave’s Classic
Yaitu struma/goiter dengan hypertiroidisme dan optalmiopati.
2) Penyakit Grave’s Opthalmopati.
Yaitu pasien mempunyai kelainan mata (opthalmiopathi) akan
tetapi hormon T3 dan T4 dalam batas normal (entyroidisme).
3) Penyakit Grave’s Neonatal.
Dijumpai pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan Grave’s tapi
jarang terjadi.E. Pemeriksaan Penunjang
1) Goiter Pembesaran kelenjar tiroid.
2) Hypertiroidisme yang akan menimbulkan:
a) Cepat lelah.
b) Gemetar.
c) Tak tahan panas.
d) Berkeringat banyak.
e) Kulit lembab, kemerahan, halus.
f) Nafsu makan meningkat.
g) Diare.
h) Palpitasi – takikardia.
i) TD meningkat.
j) Inspirasi rate meningkat.
3) Optalmopati
a) Eksoptalmus (Proptosis).
Disebabkan jaringan orbita dan otot mata diinfiltrasi oleh
limpoit.
b) Pandangan melotot.
c) Gerakan kelopak mata lebih lambat dari bola mata.
d. Pembagian Grave’s disease
1) Penyakit Grave’s Classic
Yaitu struma/goiter dengan hypertiroidisme dan optalmiopati.
2) Penyakit Grave’s Opthalmopati.
Yaitu pasien mempunyai kelainan mata (opthalmiopathi) akan
tetapi hormon T3 dan T4 dalam batas normal (entyroidisme).
3) Penyakit Grave’s Neonatal.
Dijumpai pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan Grave’s tapi
jarang terjadi.E. Pemeriksaan Penunjang
Tes ambilan RAI:
meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada
tiriditis
T3 dan T4 serum :
meningkat
a.
T3
dan T4 bebas serum : meningkat
b. TSH:
tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
Tiroglobulin : meningkat
Tiroglobulin : meningkat
Stimulasi tiroid 131
: dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah
pemberian TRH Ambilan tiroid 131 : meningkat
Ikatan protein sodium : meningkat Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
Ikatan protein sodium : meningkat Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
Elektrolit :
hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia
akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI Kateklamin serum : menurun
kreatinin urin : meningkat EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek
kardiomegali
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 711)
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat
antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang diberikan paling sedikit
selama satu tahun. Obat – obat ini menghambat sintesis dan pelepasan
tiroksin.
2. Pembedahan
tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah
3.
Pengobatan dengan yodium radioaktif (Price A, Sylvia,
1995, hal 1076)
G. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam
nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat
berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama
pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan apabila
tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung
hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena
agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.
Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
Insomnia, sensitivitas meningkat
Otot lemah, gangguan koordinasi
Kelelahan berat
Data
obyektif:
Atrofi otot
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
Palpitas
Nyeri dada
Data obyektif
Disritmia (fibrilasi atrium), irama galop,
murmur Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat Sirkulasi
kolaps
3. Integritas ego
Data
Subyektif:
Mengalami
stress yang berat baik emosional maupun fisik
Data
obyektif:
Emosi labil
(euforia sampai delirium), depresi
4. Eliminasi
Data
Subyektif:
Urin dalam
jumlah banyak
Perubahan dalam
feses : diare
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
Kehilangan
BB yang mendadak Nafsu makan meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan.
Mual muntah
Data
obyektif:
Pembesaran
tiroid, goiter
Edema
non pitting terutama daerah pretibial
6. Sensori neural
Data obyektif:
Bicara cepat dan parau
Ganggguan
status mental dan perilaku seperti bingung, disorentai, gelisah, peka rangsang,
delirium, sikosis, stupor,koma
Tremor
halus pada tanan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak
Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)
Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)
7. Nyeri /
kenyamanan
Data Subyektif:
Nyeri orbital,
fotofobia
8. Respirasi
Tanda:
Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea Dispnea
Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea Dispnea
9. Keamanan
Data subyektif:
Data subyektif:
- Tidak toleransi terhadap panas, keringat
berlebihan
- Alergi terhadapiodium 9 mungkin digunakan pada
pemeriksaan)
Data obyektif:
Data obyektif:
Suhu meningkat
diatas 37,4 C, diaforesis
Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut
tipis, mengkilat dan lurus
Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kinjungtiva
dan berair. Pruritus, lesi eritema ( sering terjadi
pada pretibial yang menjadi sangat parah
10. Seksualitas
Data obyektif;
Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan
impoten
Penyuluhan/ pembelajaran
Subjektif
Data :
Riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid
Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian
Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian
Riwayat pemberian insulin yang
menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung trauma, pemeriksaan rontgen dengan zat kontras (DoengesE, Marilynn,2000 hal 708
-709)
>> Pemeriksaan diagnostik
Tes ambilan RAI: Meningkat pd penyakit graves & toksik goiter noduler,mnurun pd tiroiditis
T4 dan T3 serum: meningkat
T4 dan T3 bebas serum:meningkat
TSH: tertekan dan tidak bereson pd TRH
Tiroglobulin: meningkat
Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jk TRH dr tidak ada sampai meningkan setelah pemberian TRH
Ambilan tiroid131:meningkat
ikatan protei iodiun : meningkat
gula darah:meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
kortisol plasma: turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
pemeriksaan fungsi heper : abnormal
elektrolit: hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti.hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal
dan diuresis
katekolamin serum: menurun
kreatinin urine: meningkat
EKG: fibrilasi atrium,waktu sistolik memendek,kardio megali
Tes ambilan RAI: Meningkat pd penyakit graves & toksik goiter noduler,mnurun pd tiroiditis
T4 dan T3 serum: meningkat
T4 dan T3 bebas serum:meningkat
TSH: tertekan dan tidak bereson pd TRH
Tiroglobulin: meningkat
Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jk TRH dr tidak ada sampai meningkan setelah pemberian TRH
Ambilan tiroid131:meningkat
ikatan protei iodiun : meningkat
gula darah:meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
kortisol plasma: turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
pemeriksaan fungsi heper : abnormal
elektrolit: hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti.hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal
dan diuresis
katekolamin serum: menurun
kreatinin urine: meningkat
EKG: fibrilasi atrium,waktu sistolik memendek,kardio megali
1.
Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak
terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan Pasien / criteria evaluasi ;
Mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut
nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik,tidak ada
disritmia
Intervensi :
Independen
Pantau TTV. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Independen
Pantau TTV. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Periksa
/teliti kemungkinan nyeri dada yang dikeluhkan pasien
Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur
Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur
Auskultasi
suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanyairamagallop dan
murmur sistolik
Pantau
EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya disritmia
Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering, nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi
Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung
Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering, nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi
Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung
Kolaborasi
Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi
Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi
Berikan
obat sesuai dengan indkasi:
Penyekat beta seperti: propanolol (inderal0,
atenolol (tenormin), nadolol (corgard)
Hormon tirid antagonis seperti propiltirourasil (PTU), metimazol (tapazole)
Natriun iodida (lugol) atau saturasi kalium iodida
Hormon tirid antagonis seperti propiltirourasil (PTU), metimazol (tapazole)
Natriun iodida (lugol) atau saturasi kalium iodida
RAI (131 InaL atau 125 InaL)
Kortikosteroid
Digoksin
Furosemid
Asetaminofen
Relaksan otot
Digoksin
Furosemid
Asetaminofen
Relaksan otot
Pantau
hasil pemeriksaan lab : kalium serum, kalsium serum,kultur sputum
-
Lakukan pemantauan EKG secara teratur
-
Berikan oksigen sesuai indikasi
-
Siapkan untuk pembedahan
2.
Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia
tubuh
Dibuktikan oleh :
Mengungkapkan
sangat kurang kekurangan energi untuk mempertahankan utinitas umum, penurunan
penampilan
Labilias/pekarangsang
emsional, gugup, tegang
Perilaku
gelisah
Kerusakan
kemampuan untuk konsentrasi
Tujuan
Pasien / criteria evaluasi ;
Menungkapkan
secara verbal tentang peningkatan energi
Menunjukkkan
perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivits
Intervensi
Independen
Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas
Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas
Catat
perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosis
Ciptakan
lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori,
warna-warna yang sejuk dan situasi yang tenang
Sarankan
pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat tidur
jika memungkinkan
Berikan
tindakan yang membuat pasien nyaman seperti masage/sentuhan, bedak yang sejuk
Memberikan
aktivits pengganti yang nyaman seperti membaca, mendengarkan radio
Hindari
membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien. Diskusikan cara untuk berspon terhadap perasaan tersebut
Diskusikan
dengan orang dekat tentang keadaan kelelahan dan emosi yang tidak stabil
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi sseperti sedatif : fenobarbital
(luminal)
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan
BB)
Tujuan
pasien / criteria evaluasi
Menunjukkkan BB yang
stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari
tanda-tanda malnutrisi
Intervensi
Independen
Auskultasi bising usus
Independen
Auskultasi bising usus
Catat
dan laporkan adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen, munculnya
mual-muntah
Pantau
masukan makanan setiap hari. Dan timbang bb setipa hari serta laporkan adanya
penurunan BB
Dorong
pasien untuk makandan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil dengan
menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna
Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diare
Bicara dengan nada normal
Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diare
Bicara dengan nada normal
Kolaborasi :
Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan
diet tinggi kalori, protein, karbohidart dan vitamin erikan obat dengan
indikasi:
a. glukosa,vit B kompleks
b. Insulin (dengan dosis kecil)
4. Kerusaka integritas jaringan mata b.d
perubahan mekanisme perlindungan dari mata
Tujuan / criteria hasil :
Dapat
mempertahakan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
Mampu
mengidentifikasi tindakan untuk memberkanperlindungan pada mata dan pencegahan
komplikasi
Intervensi
Independen
o
Observasi edema peiorbital, gangguan penutupan kelopakmata. Lapang pandang
penglihatan yang sempit, air ata yang berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa
adanya benda diluar mata dan nyeri pada mata
o
Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya
pandangan yang kabur atau pandangan ganda( diplopia)
o
njurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
ketika bangaundan tutup dengan peneutup mata selamatidur sesuai kebutuhan
o
Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan
batasi pemasukan garam jika ada indikasi
o
Berikan kesempatan pasian untuk mendiskusokan
perasaaan tentang perubahanganbaran atau betuk tubuh untuk meningkatkan
gambanran tubuh
o
Instruksikan agar pasien melatih otot mata
ekstraokular jika memungkinkan
Kolaborasi
berikan obat
sesuai indikasi
a. obat tetes mata metilselulosa
b. ACTH, prednison
c. Obat antitiroid
d. Diuretik
Siapkan pembedahan
5. Cemas b.d faktor fisiologis, status
hipermetabolik (stimulasi SSP), efek pseudokatekolamin dari hormon tiroid
Ditandai dengan :
Peningkatan perasaan kuatir,
gemetar, hilang konrol, panik, perubahan kognitif, distosi rangsanglingkungan
Gerakan
ekstra, gelisah, tremor
Kriteria
hasil:
Tampak rileks
Melapokan ansietasberkurang sampai
tingkat dapt dilatasi
Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
Intervensi:
Mandiri
Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
Intervensi:
Mandiri
Observasi tingkah laku pasien yang
menunjukkan tingkat ansietas
Pantau respon fisik, papitsi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasidan insomnia
Pantau respon fisik, papitsi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasidan insomnia
Tinggal bersama pasien,
mempertahankan sikap yang teang. Mngakui atau menjawab kekuatiran dan
mengijinkan perilaku pasien yang umum
Jelaskan
prosedur, lingkungan sekelilmn atau suara yang mungkindidengar oleh pasien
Bicara yang singkat dengan kata yang
sederhana
Kurangi stimulasidari luar. Tempatkan pada ruangan yang tenang, berikan kelembutan, kurangi lampu yang terang, kurangi jumlah orang yang berkunjuang
Kurangi stimulasidari luar. Tempatkan pada ruangan yang tenang, berikan kelembutan, kurangi lampu yang terang, kurangi jumlah orang yang berkunjuang
Diskusikan
dengan pasien aau orang yang terdekat penyebab emosional yang labil/reaksi
psikotik
Tekankan
harapan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai denagan
perkembangan terapi obat
Kolaborasi;
Berikan obat antiansietas
Berikan obat antiansietas
Rujukpada sistem
penyokong sesuai dengan kebutuhan seperti konseling, ahli agama dan pelayanan
sosial
6.
Perubahan prossespikir b.d perubahan fisiologis,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktivitas mental
Kriteria
hasil:
Mempertahankan
orientasi realita umumya
Mengenali perubahan dalam berpikir/perilaku dan faktor penyebab
Mengenali perubahan dalam berpikir/perilaku dan faktor penyebab
Intervensi:
Kaji
proses pikir pasienseperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu atauorang
Catat adanya
perubahan tingkahlaku
Hadirkan
pada realita secara terusmenerus dansecara gamblang tanpa melawan pikiran yang
tidak logis
Memberikan
tindakan yang aman seperti bantalan pada enghalang tempat tidur, pengikatan
yang lembutsupervisi yang ketat
Anjurkan
keluarga atau orang dekat lainnnya untuk mengunjungi paisen. Memberikan
dukungan dengan kebutuhan
Kolaborasi
Pemberian sedatif ssesuai indikasi
Pemberian sedatif ssesuai indikasi
7.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan
Ditandai dengan:
Pertanyaan, meminta informasi
Kriteria evaluasi:
Pasien mengerti tentang proses penyakit
dan pengobatannya
Mengidentifikasi hubungan antara tanda dan gejalapada prosses penyakit dan hubungan gejala dengan faktor penyebabnya
Mengidentifikasi hubungan antara tanda dan gejalapada prosses penyakit dan hubungan gejala dengan faktor penyebabnya
Intervensi;
Berikan informasi yang tepat dengan
keadaan individu
Berikan informasi tanda dan gejala dari
hipertiroid
Diskusikan mengenai terapi obat termasuk
ketaatan terhadap pengobatan dan tujuan terapi
Tinjau kebutuhan diiit makanan dan tinjau
ulang mengenai nutrisi . Mdnghindari kopi, makanan pengawet dan makanan pewarna
Kolaborasi:
Pemberian
anti emetikdengan jadwal reguler
Vitamin
A,D,E dan B6
Rujuk
ahli diit
Pasang /pertahankan slang NGT untuk
pemberian makanan enteral
(Doenges E, Marilynn, 2000 hal 710-719)
(Doenges E, Marilynn, 2000 hal 710-719)
EVALUASI
Curah jantung adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh yang dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian ditandai kapiler normal, status mental
baik, tidak ada disritmia. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam
melakukan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Long C, Barbara, Perawatan
Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Pajajaran, 1996
Price A, Sylvia dan Wilson M,
Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, Buku
II, Jakarta, EGC,1995
Hudak &
Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekaatan Holistik, Edisi 6, Volume II, Jakarta,
EGC,1996
Smeltzer C.
Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Jakarta, EGC ,2002
Marilynn E,
Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2000
No comments:
Post a Comment