ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI TUTUP KOLOSTOMI
Post operasi tutup kolostomi merupakan suatu rangkaian
tindakan pembedahan pada post kolostomi sementara.
Perjalanan dan riwayat tindakan.
Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi
usus, kanker kolon, kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan
pembedahan yang disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon
(asecenden, transversum dan sigmoid). Lubang tersebut ada yang bersifat
sementara dan permanen. Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara ,
sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen.
Kolostomi yang bersifat sementara akan dilakukan penutupan
.
Berdasarkan lubang kolostomi dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
- Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.
- Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
- Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada klien dengan post
kolostomi:
- Irigasi diperlukan untuk mengatur defekasi
- Pembersihan usus diperlukan sebelum pemeriksaan
kontras barium saluran GI.
Rencana Keperawatan terintegrasi:
- Perawatan pascaoperasi
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
- Terapi intra vena
- Imobilitas
- Nyeri.
Pengkajian Data Dasar
- Pemeriksaan fisik terhadap daerah penutupan kolostomi:
- Keadaan luka: tanda kemerahan, pengeluaran
cairan
- Adanya pembengkakan dan menutup sempurna
- Pemeriksaan daerah rektum:
- Pengeluaran feses
- Kecemasan
- Nyeri
Diangosa keperawatan
- Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi
- Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap disfungsi rektum
- Resiko tinggi terhadap komplikasi : infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan .
Intervensi
Diagonsa: Nyeri berhubungan dengan perlukaan skunder
operasi penutupan kolostomi
Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengungkapkan ketidaknyamanan, dan nyeri daerah
perut.
Obyektif:
- Merintih, menangis
- Melindungi sisi nyeri.
- Nadi meningkat
Kriteria evaluasi:
- Mengungkapkan tidak ada nyeri
- Tidak merintih, menangis
- Ekspresi wajah rileks
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Kaji
keluhan dan derajat nyeri
2. Motivasi
untuk melakukan teknik pengaturan nafas dan mengalihkan perhatian
3. Hindari
sentuhan seminimsl mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri
4. Pertahankan
puasa
4. Berikan analgetik sesuai dengan
program medis.
|
Untuk
mengetahui sifat dan tingkat nyeri sehingga memudahkan dalan memberi tindakan.
Relaksasi
dan retraksi dapat mengurangi rangsangan nyeri
Sentuhan
dapat meningkatkan rangsangan nyeri
Untuk
mengistirahatkan usus.
Analgesik
membantu memblok jaras nyeri.
|
Diagnosa : Cemas berhubungan dengan ancaman disfungsi
rektum
Tanda-tanda:
Subyektif:
- Mengeluh takut kalau anusnya tidak bisa
berfungsi normal
- Melaporkan perasaan gugup
Obyektif:
- Ekspresi wajah tegang
- Nadi meningkat.
Kritria evaluasi:
- Ekspresi wajah rileks
- Cemas dan gugup berkurang
- Mengungkapkan pemahaman tentang proses
pemulihan fungsi rektum.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Jelaskan
proses pemulihan fungsi anus secara bertahap dan butuh waktu agak lama.
2. Lakukan
pendekatan dengan tenang dan berikann dorongan urtuk bertanya.
3. Libatkan
keluargan dalam setiap tindakan.
|
Pemahaman
dapat mengurangi kecemasan
Dengan
kondisi tenang akan lebih memudahakan pemahaman.
Dengan
keterlibatan keluarga akan memberi perhatian yang lebih bagi klien.
|
Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan
dengan prosedur tindakan pembedahan daerah abdomen
Tanda-tanda
Subyektif:
- Mengeluh deman
- Mengekuh nyeri
- Mengeluh kaku
Obyektif:
- SDP > 10.000/mm3
- Suhu > 37,2
Kriteria evaluasi:
- Suhu <>
- SDP <>
- Tidak terdapat tanda-tanda radang: panas,
kemerahan, bengkak, kekakuan daerah perut.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Pantau
hasil:
- Hasil
SDP
- Suhu
tiap 4 jam
2. Implementasikan
tindakan untuk mencegah infeksi:
- Rawat
luka dengan teknik steril
- Tingkatkan
intake cairan 2-3 liter/hari
- Tingkatan
nutrisi dengan diet TKTP
- Gunakan
pelunak feses bila terdapat konstipasi.
3. Berikan
antibiotika sesuai program medis.
4. Pantau tanda-tanda radang: panas,
merah, bengkak, nyeri, kekakuan.
|
Untuk mengidentifikasi indikasi
kemajuan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan
Teknik steril untuk pencegahan
pemindahan kuman. Dan cairan untuk memperlancar pengeluaran . Sedangkan
nutrisi untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan mempercepat pertumbuhan
jaringan.
Antibiotika untuk menghambat dan
membunuh kuman patogen.
Untuk mengetahui secara dini terjadinya
infeksi.
|
No comments:
Post a Comment