TANDA GEJALA
GANGGUAN JIWA
Dari berbagai penyidikan dapat dikatakan
bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari
keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik,
maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi kedalam dua golongan yaitu:
gangguan jiwa (neurosa) dan sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam
berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan (tension),
tasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa
(convulsive), hysteria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut
pikiran-pikiran buruk dan sebagainya.
Menurut
Zakiah Darajat, orang terkena neurosa masih mengetahui dan merasakan
kesukarannya, serta keperibadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup
dalam alam kenyataan pada umumnya, sedangkan orang yang terkena psikosa
tidak memahami kesukaran-kesukarannya, keperibadiannya (dari segi tanggapan,
perasaan/emosi, dan dorongan motivasinya sangat terganggu), tidak ada
integritas dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
1. Gangguan Kognisi
Kognisi
adalah suatu proses mental yang dengannya seseorang individu menyadari dan
mempertahankan hubungan dengan lingkungannya, baik lingkungan dalam maupun
lingkungan luarnya (fungsi mengenal).
Bagian-bagian
dari proses kognisi bukan merupakan
kekuatan yang terpisah-pisah, tetapi sebenarnya merupakan cara dari seorang individu untuk
berpungsi dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Proses kognisi meliputi:
·
sensasi
dan persepsi
·
perhatian
·
ingatan
·
asosiasi
·
pertimbangan
·
pikiran
·
kesadaran
2. Gangguan sensasi dan persepsi
·
Sensasi
atau penginderaan adalah pengetahuan atau kesadaran akan suatu rangsang.
Terdapat enam macam sensasi yaitu: rasa kecap, rasa raba, rasa cium,
penglihatan, pendengaran dan kesehatan. Untuk setiap sensasi harus ada rangsang
yang dapat diartikan sebagai setiap perubahan energi luar yang dapat menimbulkan
suatu jawaban.
·
Persepsi
atau pencerapan, adalah kesadaran akan suatu rangsang yang dimengerti. Jadi
persepsi adalah sensasi ditambah dengan pengertian, yang didapat dari proses
intraksi dan asosiasi macam-macam rangsang yang masuk atau dengan perkataan
lain dapat disebut sebagai pengalaman tentang benda-benda dan kejadian-kejadian
yang ada pada saat itu.
Macam-macam gangguan sensasi dan persepsi:
1) Gangguan sensasi :
·
Hiperestia adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan abnormal dari kepekaan dalam proses
pengideraan, baik terasa panas, dingin, nyeri, ataupun raba.
·
Anesthesia adalah
suatu keadaan dimana tidak didapatkan sama sekali persaan pada pengideraan. Sifatnya
dapat menyeluruh, setempat atau sebagain saja. Dibedakan pada anesthesia
fungsional daerah anesthesia yang terkena tidak sesuai dengan persyaratan, yang
biasanya menimbulkan anestesi.
·
Parestesia adalah
keadaan dimana terjadi perubahan pada perasaan yang normal (biasanya raba),
misalnya kesemutan. Parestesia
dapat berupa : acro parestesia adalah keadaan dimana terjadi persaan. “menebal”
pada ujung-ujung ekstremitas (ball). Aestereognosis adalah keadaan dimana
terjadi kegagalan mengenal bentuk suatu benda dengan rasa raba.
·
Sinestesia adalah
suatu keadaan dimana rangsang yang sesuai dengan alat indra tertentu,
ditanggapi oleh indra yang lain.
·
Hiperosmia adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kepekaan berlebihan indera penciuman
(fungsi membau).
·
Anosmia adalah
suatu keadaan dimana terjadi kegagalan/ kehilangan daya penciuman baik sebagian
maupun seluruh.
·
Hiperkinestesia
adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kepekaan berlebihan terhadap perasaan
gerak tubuh.
·
Hipokinestesia
adalah keadaan dimana terjadi penurunan kepekaan terhadap gerak persaan tubuh.
2) Gangguan persepsi
·
Ilusi adalah suatu persepsi yang salah/ palsu, dimana ada
atau pernah ada rangsangan dari luar. Ilusi sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, seorang dapat mengekspresikan emosi atau motivasi yang sangat kuat
dengan melakukan interpretasi yang salah terhadap gambaran penginderaan.
Keadaan tersebut biasanya secara sadar direpresi da nantinya secara dinamis
akan diinterprestasikan sebagai ilusi.
·
Halusinasi adalah
suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun
tanpak sebagai sesuatu yang “khayal”, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
dari kehidupan mental penderita yang “terepsesi”. Halusinasi dapat terjadi
karena dasar-dasar organic fungsional, psikiotik maupun histerik.
Jenis-jenis
halusinasi “
·
Halusinasi pendengaran (auditif, akustik);
paling
sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang tidak
mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau kalimat
yang bermakna. Biasanya suara tersebut ditujukan pada penderita sehingga tidak
jarang penderita bertengkar da berdebat dengan suara-suara tersebut.
·
Halusinasi penglihatan (alfaktorik)
Lebih
sering terjadi pada keadaan derilium ([penyakit organic). Biasanya sering
muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan rasa takut akibat
gambaran-gambaran yang mengerikan.
·
Halusinasi
penciuman (alfaktorik)
halusinasi ini biasanya berupa mencium sesuatu bau tertentu dan dirasakan
tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau dilambangkan sebagai
engalaman yang dianggap penderita sebagai suatu kombinasi moral..
·
halusinasi
pengecapan (gustatorik)
walaupun jarang terjadi, biasanya persamaan dengan halusinasi penciuman,
penderita merasa mengecap sesuatu. Halusinasi gastorik lebih jarang dari
halusinasi gustatorik.
·
halusinasi
raba (taktil);
merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat, yang bergerak
dibawah kulit. Terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.
·
Halusinasi
seksual, ini termasuk halusinasi raba;
Penderita merasa diraba dan diperkosa, seringa pada skizofrenia dengan
waham kebesaran terutama mengenai organ-organ.
·
Halusinasi
kinestetik;
Penderita merasa badannya bergerak-gerak dalam suatu ruang atau anggota
badannya yang bergerak-gerak, misalnya “phantom phenomenon” atau tungkai yang
diamputasi selalu bergerak-gerak (phantom limb). Sering pada skizofrenia dalam
keadaan toksik tertentu akibat pemakain obat tertentu.
·
Halusinasi
visceral;
Timbulnya perasaan tertentu didalam tubuhnya.
·
Depresionalisasi
adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa
peribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada. Sering pada skizofrenia dan sindrom lobus parientalis.
Misalnya merasa dirinya terpecah menjadi dua.
·
Derealisasi
adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, misalnya persaan bahwa segala sesuatu yang dialaminya seperti dalam
impian.
3. Gangguan
Perhatian
Perhatian
adalah pemusatan dan konsentrasi energi menilai dalam suatu proses kognitif
yang timbul dari luar akibat suatu rangsang. Agar supaya suatu dapat memperoleh
hasil, harus ada 3 syarat yang dipunuhi yaitu: inhibisi, disii semua rangsang
yang tidak termasuk objek perhatian harus disingkirkan; apersepsi, yang
dikemukakan hanya hal yang berhubungan erat dengan objek perhatian; adaptasi;
alat-alat yang digunakan harus berfungsi baik karena diperlukan untuk
penyesuaian terhadap objek pekerjaan.
Beberapa
bentuk gangguan perhatian:
·
Distraktibilliti
adalah perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsang yang tidak berarti,
misalnya: suara nyamuk, suara kapal, orang lewat, dan sebagainya.
·
aproseksia
adalah suatu keadaan dimana terdapat ketidak sanggupan untuk memperhatikan
secar tekun terhadap situasi/keadaan tanpa memandang pentingnnya masalah
tersebut.
·
hiperproseksia
adalah suatu keadaan diman terjadinya pemusatan/konsentrasi perhatian yang
berlebihan, sehingga sangat mempersempit persepsi yang ada.
4. Gangguan Ingatan
Ingatan
(kenangan, memori) adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi
isi dan tanda-tanda kesadaran. Jadi proses ingatan terdiri dari 3 unsur
yaitu:pencatatan (mencamkan, reception and registration), penyimpanna (menahan,
retention, preservation), pemanggilan kembali (recalling).
Gangguan ingatan terjadi bila terdapat
ganngguan pada satu/atau lebih dari3 unsur tersut, factor yang mempengaruhi
adalah keadaan jasmaniah (kelelahan, sakit, kegelisahan), dan umur. Sesudah
usis 50 tahun fungsi ingatan akan berkurang secara bertahap. Berikut beberapa
bentuk gangguan ingata:
·
Amnesia
ketidak
mampuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat bersifat sebagian atau
total retrograde/antegrad dan dapat ditimbulkan olej factor organic/psikogen.
Sebab organic, kerusakan pada unsur pencatatan dan penyimpanan, sedangkan sebab
psikogen karena proses pemanggilan kembali terhalang oleh factor psikologis.
Pada amnesia psikogen: tidak ada
gangguan kesadaran, tidak ada kerusakan fungsi intelektual, bersifat selektif terhadap
kejadian yang tidak menyenangkan, dapat terjadi penyembuhan secara tiba-tiba
dan sempurna.
·
Hipernemsia
Suatu
keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang dapat
menggambarkan kejadian-kejadian yang lalu dengan sangat teliti sampai kepada
hal-hal yang sekecil-kecilnya. Sering pada keadaan mania, paranoia, dan
katatonik.
·
paramnesia
(pemalsuan/pemiuhan ingatan)
Adalah
ganggan dimana terjadi panyimpanan/pemiuhan terhadap ingatan-ingatan lama
dengan baik. Hal ini terjadi akibat distoriproses pemangilan paramnesia berguna
sebagai pelindungterhadap rasa takut.
·
konfabulasi
yaitu keadaan dimana secara sadar seseorang mengisi lubang dalam ingatannya
dengan cerita yang tidak ssuai dengan kenyataan, akan tetapi yang bersangkutan
percaya akan kebenarannya.
·
Pemalsuan
retrospektif; disebut sebagai ilusi ingatan yang dibentuk sebagai jawaban
terhadap kebutuhan afektif. Penderita akan memberikan kesimpulan yang salah
terhadap suatu kejadian dengan menambahkan halhal yang kecil yang dibuatnya
sendiri atau menghubungkan dengan pengalaman yang tidak berdasarkan kenyataan
sama sekali.
·
Dej
vu (ilusi ingatan); suatu perasaan seakan-akan pernah melihat sesuatu yang
sebenarnya belum pernah dilihatnya. Keadaan ini timbul apabila saat itu
mempunyai ikatan asosiasi dengan pengalaman masa lalu yang sengaja dilupakan,
biasanya pengalaman tersebut merupaka pusat konflik yang direpresi secara
konsekuen.
·
De
Jamais vu; suatu perasaan palsu tehadap suatu kejadian yang sebenarnya telah
pernah dialaminya tetapi saat ini dirasakan belum atau tidak pernah dialami/dilihat.
Gejala ini sering terjadi pada skizofrenia, psikoneurosis, lesi pada lobus
temporalis, misalnya epilepsy kelelehan dan toksis.
5.Gangguan Asosiasi
Asosiasi
adalah proses metal yang dengannya suatu perasaan, kesan atau gambaran ingatan
cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon/ konsep lain,
yang memang sebelumnya berkaitan dengannya.
Dalam kehidupan mental normal, proses
asosiasi terjadi secara terus menerus dengan pola-pola tertentu. Factor-faktor
yang menentukan pola-pola dalam proses asosiasi antara lain:
·
Keadaan
lingkungan pada saat itu.
·
Kejadian-kejadian
yang baru terjadi.
·
Pelajaran
dan pengalaman sebelumnya.
·
Harapan-harapan
dan kebiasaan seseorang.
·
Kebutuhan
dan riwayat emonionalnya.
Beberapa bentuk gangguan social:
·
Retardasi
(perlambatan);adalah proses asosiasi yang berlangsung lebih lambat dari
biasanya.
2. Kemiskinan ide; Suatu keadaan dimana terdapat kekurangan asosiaso yang
dapat dipergunakan.
3. Perseversi; Suatu keadaan dimana satu asosiasi diulang-ulang kembali secara
terus menerus yang seakan-akan menggambarkan seseorang tidak sanggup lagi untuk
melepaskan ide yang telah diucapkan.
4. Flight of ideas (lari cita, pikiran melompat-lompat); Suatu
keadaan dimana aliran asosisi berlangsung sangat cepat yang tampak dari
perubahan isi pembicaraan dan pikiran. Di sisi Nampak suatu ide belum selesai,
disusul ide yang lain.
5. Inkohorisme; Suatu keadaan dimana aliran asosiasi tidak
berhubungan dengan yang lain. Dapat berbentuk sebagai “gado-gado kata” (word
salad) atau suatu neologisme (pembentukan kata-kata baru yang tidak
berarti). Inkohorensi dapat dikatakan sebagai suatu “asosiasi
longgar”.
6. Blocking (hambatan,
benturan); Suatu keadaan dimana terjadi kegagalan membentuk asosiasi, mulai
dari situasi sementara akibat reaksi emosional yang kuat sampai pada
blocking yang lama seperti terdapat pada penyakit jiwa yang berat.
7. Aphasia; Suatau keadaan dimana terjadi kegagalan sebagian atau
seluruhnya untuk menggunakan atau memahami bahasa. Dalam beberapa buku,
gangguan asosiasi dumaksud dalam gangguan arus pikiran.
6.Gangguan Pertimbangan
Pertimbangan
(penilaian) adalah suatu proses mental untuk membandingkan/menilai beberapa
pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan memberikan nilai-nilai untuk
memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas. Membandingkan di sini
meliputi istilah tentang “besarnya kepentingan”, “Kebenarannya”, “kebaikannya”,
“Kecantikannya”, dan sebagainya. Tiga hal yang akan mendukung berfungsinya
pertimbangan yaitu, Aparat sensoris yang mampu dan mempunyai persepsi
diskriminasi yang teliti. Ingatan yang penuh dengan data-data sebagai dasar
untuk membandingkan. Aparat motoris yang mempunyai keterampilan atau kemampuan
untuk memutuskan serta adanya mekanisme inhibisi untuk aktivitas yang berlebihan.
Dalam
beberapa buku, masalah pertimbangan ini dibahas dalam gangguan proses berpikir
(isi pikiran) beberapa bentuk waham.
7.Gangguan Pikiran
Pikiran
umum adalah meletakkan hubungan antara berbagai bagian dari pengetahuan
seseorang. Berpikir merupakan suatu proses dalam mempersatukan atau
menghubungkan ide-ide dengan membayangkan, membentuk pengertian untuk menarik
kesimpulan, serta proses-proses yang lain untuk membentuk ide-ide baru. Jadi
dalam proses berpikir meliputi proses pertimbangan, pemahaman, ingatan serta
penalaran.
Prosoes
berpikir yang normal mengandung arus, ide, symbol, dan asosiasi yang terarah
pada tujuan dan yang dibandingkan oleh suatu masalah atau tugas yang dapat
menghantar pada suatu penyelesaian yang beririentasi pada kenyataan.
Factor-faktor
yang mempengaruhi prosoes berpikir, yaitu :
·
Factor
somatic (gangguan otak dan kelelahan)
·
Factor
psikologik (gangguan emosi dan psikosa)
·
Factor
social (kegaduhan dan keadaan social tertentu).
Beberapa
bentuk gangguan proses berpikir :
·
Gangguan
bentuk pikiran (produksi); termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional,
logic dan terarah pada suatu tujuan:
·
Pikiran
deristik
Adalah
bentuk pikiran dimana tidak ada hubungan antara proses mental dengan
pengalamannya yang sedang berjalan. Di sini proses mental tidak sesuai atau
tidak mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman.
·
Pikiran
autistic
Gangguan
dalam proses berpikir dimana terjadi kegagalan dalam membedakan batas antara
kenyataan dan fantasi. Dengan berpikir autistic seorang dapat mmuaskan
keinginannya secara khayalan (imaginative) dengan mengabaikan usaha-usaha untuk
memuaskan secara realistic.
·
Pikiran
yang non-realistik
Bentuk
pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan. Merupakan gejala yang
menonjol pada skizofrenik di samping tingkah laku yang kadang-kadang dijadikan
satu dengan memakai salah satu istilah saja.
·
Pikiran
obsesif
Gangguan
pikiran dimana satu ide selalu dating berulang-ulang, irisional dan secara
sadar tak diinginkan, tapi tidak dapat dihilangkan.
·
Konfabulasi
Gangguan
pikiran dimana seorang mempersatukan hal-hal atau kejadian yang tidak
berkaitan, dalam suatu usaha untuk mengisi kekosongan pikiran yang timbul
karena kehilangan ingatan.
·
Gangguan
arus atau jalan pikiran meliputi cara dan laju proses asosiasi dalam pemikiran
:
·
Flight
od ideas (lari cita,
pikiran melompat-lompat melayang) adalah keadaan dimana terjadi perubahan yang
mendadak, cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu ide belum selesai disusul ole
hide yang lain. Dikatakan yang berasal dari dalam maupun luar. Suatu kata yang
sama bunyinya, tetapi berlainan artinya akan menimbulkan suatu pikiran baru “clang
association”.
·
Retardasi
(perlambatan) yaitu
keadaan dimana terjadi perlambatan dalam jalan pikiran seseorang, sering
dijumpai pada penderita skizofrenia dan psikosa efektif fase depresi.
·
Persevarasi,
yaitu suatu keadaan
dimana seseorang secara berulang memberitahukan suatu ide, pikiran atau thema
secara berlebihan.
·
Circumstantiality
(pikiran berbelit-belit,
pikiran berputa-putar) yitu suatu keadaan dimana untuk menuju secara tidak
langsung kepada ide pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang
menjemukan dan tidak relevan.
Sering didapat pada anak/orang terbelakang (MR), epilepsy dan gangguan jiwa
seniil yang tidak berat.
·
Inkohorensi, yaitu suatu keadaan dimana terdapat gangguan
dalam bentuk bicara, pembicaraannya sukar atau tidak dapat ditangkap maksudnya.
Inkohorensi ini dapat dikatakan sebagai suatu aosiasi yang ekstrim. Pada
inkohorensi ada gado-gado kata (word salad)
·
Blocking
(hambatan, halangan,
benturan) yaitu suatu keadaan dimana jalan pikiran secara tiba-tiba berhenti,
hal ini tidak dapat diterangkan oleh penderita. Kemungkinan disebabkan oleh
aktivitas yang kompleks dan dominan akibat yang tidak enak atau tidak
disetujui.
·
Logorea,
yaitu banyak bicara
dimana kata-kata baru yang tidak dipahami secara umum.
·
Neologisme,
yaitu membentuk kata-kata
baru yang tidak dipahami secara umum.
·
irelevansi,
yaitu suatu keadaan
dimana isi pikiran atau ucapan tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau
dengan hal yang sedang dibicarakan.
·
Aphasia,
yaitu suatu keadaan
dimana seorang tidak atau sukar mengerti pembicaraan orang lain (sensorik) dan
atau tidak dapat atau sukar berbicara (motorik). Sering terjadi pada kerusakan otak.
·
Gangguan
isi pikiran (meliputi isi pikiran yang non verbal atau isi pikiran yang
diceritakan)
·
Waham
Suatu kepercayaan yang terpaku dan tidak dapat dikoreksi atas dasar fakta
dan kenyataan. Tetapi harus dipertahankan, bersifat patologis dan tidak terkait
dengan kebudayaan setempat. Adanya waham menunjukan suatu gangguan jiwa yang
berat, isi waham dapat menerangkan pemahaman terhadap factor-faktor dinamis
penyebab gangguan jiwa.
1). Waham kebesaran (waham
ekspansif);
Suatu kepercayaan palsu dimana seseorang memperluas atau memperbesar
kepentingan dirinya, baik mengenai kualitas tindakan/kejadian/orang di
sekeliling, dalam bentuk tidak realistic. Waham ini timbul akibat perasaan yang
tidak wajar, tidak aman, dan rasa rendah diri yang secara sadar dihalangi oleh
komponen ideal dan efektif dari waham itu sendiri.
2). Waham depresif (menyalahkan diri sendiri);
Kepercayaan yang tidak mendasar. Menyalahkan diri sendiri akibat
perbuatan-perbuatannya yang melanggar kesusilaan atau kejahatan lain. Waham
depresif sering dirasakan sebagai: waham bersalah(perasaan bersalah, kehilangan
harga diri), waham sakit (gangguan keadaan emosi), waham miskin (kehidupan
perasaan nilai social).
3). Waham somatic (waham hipokondria);
Kecenderungan yang menyimpang dan bersifat dungu (bizarre) mengenai fungsi
dan keadaan tubuhnya, misalnya poenderita merasa tubuhnya membusuk atau
mengeluarkan bau busuk.
4). Waham nihilistic;
Suatu kenyataan bahwa dirinya atau orang lain sudah meninggal atau dunia
ini sudah hancur.
·
Waham
kejar
Penderita
yakin bahwa ada orang yang sedang mengganggunya, meniounya, memata-matinya atau
menjelekan dirinya.
·
Waham
hubungan
Keyakinan
bahwa ada hubungan langsung antara interpretasi yang salah dari pembicaraan,
gerakan atau digubjingkan.
·
Waham
pengaruh
Keyakinan
yang palsu bahwa dia adalah merupakan subjek pengaruh dari orang lain atau
tenaga gaib yang tak terlibat.
·
Fobi
Adalah rasa takut yang irasional
terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan
oleh penderita walau disadari bahwa hal tersebut irasional.
·
Ideas
of reference (pikiran
hubunagn)
Suatu keadaan yang mana pembicaraan orang, benda atau kejadian dihubungkan
dengan dirinya sendiri. Penderita mungkin menyadari pikirannya tidak masuk
akal, missal bunyi burung dikira sebuah berita bagi dirinya.
·
Pre-okupasi
Adalah suatu pikiran yang terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang biasnya
berhubungan dengan keadaan emosional yang kuat.
·
Thought
insertion (sisip pikiran)
Adalah suatu perasaan bahwa ada pikiran dari luar yang disiipkan dan
dimasukkan ke dalam otaknya.
·
Trought
broad cast (siar pikir)
Adalah suatu perasaan bahwa pikirannya telah disiarkan melalui radio,
televise, kawat liat listrik, dan lampu.
8. Gangguan
Kesadaran
Kesadaran
adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan serta
dirinya sendiri melalui pancaindera dan mengadakan pembatasan terhadap
lingkungan serta dirinya sendiri.
Bentuk-bentuk
gangguan kesadaran:
·
Kesadaran
Kuantitatif
·
Kesadaran
yang menurun; Suatu kesadaran dengan kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran
yang berkurang secara keseluruhan.
·
Kesadaran
yang meninggi; Keadaan reaksi yang meningkat terhadap suatu rangsang,
disebabkan oleh zat toksok yang merangsang otak atau oleh factor psikologik.
·
Kesadaran
Kualitatif
Terjadi
perubahan dalam kualitas kesadaran, dapat ditimbulkan oleh keadaan teksik,
organic dan psikogen.
·
Stupor;
Karena factor psikogen didapatkan pada keadaan katatonia, depresi, epilepsy,
ketakutan, dan reaksi disosiasi.
·
Twilight
state (keadaan dini, senja, senjakal): kehilangan inhatan atas dasar psikologik
yang mana kesadaran terganggu dan dalam keadaan yang sangat mengaburkan,
sehingg apenderita tidak mengenali linkungannya. Dapat direstai halusiasi
dengar, sehingg adapat melakukan tindakan tertentu. Biasanya penderita luapa
tentang tidakan selama senja dan seolah-olah dalam mimpi, berlangsung beberapa
menit sampai beberapa hari.
·
Fuge;
Suatu periode penurunan kesadaran dengan pelarian menimbulkan banyak sters,
tapi dapat mempertahankan kebiasaan dan keterampilannya.
·
Confuncion; (bingung); gangguan keadan karena
rusaknya aparat sensorik dimana didapatkan kesulitan pengertian, mengacu,
disorrientasi disertai ghangguan fungsi asosiasi.
·
Tanco (trans); keadaan kesadaran tanpa reaksi
yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya mulai secara mendadak roman muka
tanpak seperti bengong, kehilangan akal atau melamun. Dapat ditimbulkan oleh
hipnosa atau upacara kepercayaan
·
Gangguan
Orientasi
Orientasi
adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungan serta hubungan dengan
waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta otrang lain. Disorientasi atau
gangguan dapat timbul sebagai gangguan dari kesadaran, mengenai waktu, mengenai
waktu dan mengenai orang. Disorientasi dapat terjadi pada setiap gangguan jiwa
yang mana ada kerusakan yang hebat dari ingatan, persepsi, dan perhataian.
9. Gangguan Kemauan
Kemauan
adalah suatu proses dimana keinginan-keinginan dipertimbangakan untuk kemudian
diputuskan untuk dilaksanakan untuk mencapai tujuan,. Proses kemauan sebagai
berikut :
·
Saat
terlihat (terdiri anggapan dan tengangan yang cukup kuat).
·
Saat
objektif (sudah ada yang diinginkan, walau hanya dalam melihat saja, tapi benda
menjadi sudah ada).
·
Saat
aktuil (timbul kesadaran akan kenginginan dan menghendaki tindakan sudah
dikhahayalkan dan dialami).
·
Saat
subjektif (berupa tindakan kemampuan itu sendiri, dengan kesadaran poenuh dan
menggunakan segala daya dan tenaga).
Kemauan
dapat dirusak oleh gangguan emisional, gangguan-gangguan kognisi, kerusakan
otak organic, dalam keadaan tidak terlatih atau bahkan terlalu banyak latihan.
Bentuk-bentuk gangguan kemauan:
·
Abulia
(kemauan yang lemah); suatu keadaan inakivitas sebagai akibat ketidaksanggupan
membuat keputusan atau memulai suatu tingkah laku.
·
Negativism;
ketidak sanggupan dalam bertindah atas sugesti dan tidak jarang terjadi
melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan yang sugestikan.
·
Kekakuan
(pridigitas); ketidakmampuan memliki keleluasaan dalammemutuskan untuk merubah
suatu tingkah laku missal: storeotipe yang merupakan sikapatau gerakan mekanis
yang dilakukan berulang-ulang.
·
Kompulsi
: suatu keadaan dimana orang merasa didorong suatu tindakan yang disadari,
sebagai suatu irasional atau tidak ada gunanya.
·
Kleptomania
(mencuri kompulsif), yaitu sering mencuri barang yang mempunyai arti simbolis
dan biasanya tidak bernilai.
·
Pyromania
(membakar kompulsif), dipandang sebagai suatu bentuk simbolis memuaskan
seksual.
·
Mencuci
tangan berulang-ulang dengan tidak dapat dicegah atau dikuasai
10.Gangguan Emosi dan Afek
Emosi
adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh
dan menghasilkan sensai organis dan kinetis. Affek adalah kehidupan perasaan
atau nada perasaan emosional seseorang, menyenangkan atau tidak, yang menyertai
suatu pikiran, biasa berklangsung jarang dan lama disertai komponen psikologi.
Dikaita
dengan pengertian afek maka emosi merupakan manupertasi, afek keluar disertai
oleg banyak kompnen psiologik, biasanya berlangsung eelatif singkat.
Kadang-kadang isti;lah emosi dan afek tidakj divedakan dan sipakai
bersanma-sama.
Bentuk-bentuk
gangguan emosi dan afek :
·
Eforia;
·
Elasi
·
Eksaltasi
·
Eklasi
(kegairahan)
·
Inappropiate
·
Afek yang kaku (rigid)
·
Emosi
labil
·
Cemas
dan depresi
·
Ambipalensi
·
Apatis
·
Emosi
yang tumpul dan datar.
11. Gangguan
Psikomotorik
Psikomotor
adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa sehingg amerupakan afek
bersama yang mengenai badan dan jiwa. Juga meliputi kondisi perilaku morotik atau aspek motorik dari suatu
periolaku.
Bentuk-bentuk
gangguan psikomotor :
·
Aktivitas
yang meningkat
·
Aktivitas
yang menurun
·
Aktivitas
yang terganggu atau tidak sesuai.
·
Atvitas
yang berulang-ulang
·
Otomatisme
perintah dia menurut sebuah perintah secara otomatis tanpa disadari.
·
Negativism
: suatu pertahanan psikologik yang di[perhatikan dengan melawan atau menntang
terhadap apa yang disuruh. Ada
2 maca yaitu aktif (melaksanakan sebaliknya dari apa yang diperintahkan); pasif
(tidak melaksanakna apa yang diperintahkan).
·
Aversi,
suatu reaksi yang agresif dan tega s yang diperlihatrkan dengan melawan,
mendengki, membeci, non koopratif, meniolak, dan kadfang-kadang menujukan
reraksi stupor.
Sangat berharga... keluarga ada yg terkena waham kejar...saat ini dalam proses penyembuhan
ReplyDelete